PHRI DIY Targetkan Reservasi Hotel di Yogyakarta Capai 75% Selama Libur Panjang

15 September 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan reservasi kamar hotel mencapai 75 persen selama libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menjelaskan berdasarkan laporan sementara anggota PHRI DIY, reservasi atau tingkat pemesanan kamar hotel di wilayah ini per 13 September 2024 hingga pukul 14.00 WIB telah mencapai 50 persen.
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Edvard Nalbantjan/Shutterstock
Sementara itu, reservasi hotel di kawasan ring satu atau pusat Kota Yogyakarta telah mencapai 70 persen, sedangkan khusus pemesanan tanggal 14 September telah mencapai 80 sampai 85 persen.
"Kami targetkan rata-rata (reservasi) bisa mencapai 75 persen insya Allah untuk tanggal 13, 14, sampai 15 September," kata Deddy seperti dikutip dari Antara.
Suasana kota Yogyakarta. Foto: aditya_frzhm/Shutterstock
Dia memperkirakan tingginya reservasi tidak bertahan sampai tanggal 16 September, karena kemungkinan wisatawan sudah pulang ke daerah masing-masing untuk beristirahat sebelum masuk kerja kembali pada 17 September.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, tingginya pemesanan kamar hotel tersebut menjadi angin segar bagi anggota PHRI DIY, mengingat saat ini masih dalam fase "low season" atau musim sepi wisatawan.

Ketersediaan Hotel di Yogyakarta

Deddy berharap masyarakat atau calon wisatawan yang hendak menginap di Yogyakarta selama libur panjang tidak takut kehabisan kamar.
"Jangan takut kehabisan kamar karena hotel anggota PHRI masih banyak asalkan tidak memilih di wilayah tengah Kota Yogyakarta," kata dia pula.
Pemandangan Bukit Menoreh dari Hotel Morazen Yogyakarta. Foto: Caroline Pramantie/kumparan
Deddy menilai penurunan daya beli masyarakat mengakibatkan masih banyak kamar hotel bintang tiga ke bawah masih kosong.
"Dulu okupansi hotel bintang lima sampai non-bintang bisa sama rata. Sekarang yang (okupansi) tinggi justru hotel bintang empat atau lima karena mereka yang menginap di sana yang punya duit," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pintu masuk kamar hotel. Foto: Dragon Images/Shutterstock
Supaya rata-rata tingkat pemesanan kamar hotel di DIY sesuai target dan lama tinggal wisatawan atau "length of stay" meningkat, menurut Deddy, menjelang libur panjang para pengelola hotel berlomba meningkatkan layanan.
Dia memastikan seluruh hotel yang beberapa waktu lalu data kontaknya dipalsukan oleh pihak tak bertanggung jawab, kini sudah pulih sehingga wisatawan tidak perlu ragu melakukan pemesanan via telepon.
"Nomor kontak sudah diganti oleh operator masing-masing hotel, kemudian dikunci oleh Google," pungkasnya.