PHRI Yogyakarta Minta Penerbangan Internasional ke Bandara YIA Ditambah

8 Januari 2025 13:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi Yogyakarta. Foto: Dok. Kemenparekraf RI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Yogyakarta. Foto: Dok. Kemenparekraf RI
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meminta pemerintah melakukan penambahan rute penerbangan internasional di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA).
ADVERTISEMENT
Penambahan penerbangan ke Bandara YIA dikatakan Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, dinilai mampu mendongkrak sektor pariwisata Yogyakarta. Sebab, aksesibilitas penerbangan internasional menjadi kunci utama menarik lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman), terutama dari negara-negara Asia ke Yogyakarta.
"Akses penerbangan ke luar negeri, juga dari luar negeri ke Indonesia, terutama di Yogyakarta harus didorong betul," ujar Deddy, seperti dikutip dari Antara.
Sejumlah penari dari Sanggar Salisiswo menampilkan Tari Prajuritan dalam Gebyar Bregas Budaya di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulon Progo, DI Yogyakarta, Minggu (28/5/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Saat ini, Bandara YIA baru melayani penerbangan langsung dari Singapura dan Malaysia. Oleh sebab itu, diperlukan rute baru untuk meningkatkan daya saing pariwisata Yogyakarta di kancah internasional.
"Paling tidak, tambahkan satu rute penerbangan dari Thailand ke Yogyakarta. Dengan menambah akses dari Thailand, dampaknya akan sangat besar," tutur Deddy.
Menurutnya, keberadaan Candi Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, memiliki daya tarik kuat bagi wisatawan asal Thailand, khususnya umat Buddha.
ADVERTISEMENT
"Jawa Tengah-Yogyakarta punya Borobudur yang kultur dan budayanya, kan, sama dengan wisatawan Thailand. Itu kan tanah suci-nya orang Buddha," ujarujarnya.

Optimistis Dongkrak Pariwisata DIY

Wisatawan di Candi Borobudur. Foto: Kemenparekraf
Deddy optimistis peningkatan aksesibilitas udara di YIA, akan efektif mendukung target pemerintah dalam meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata.
"Mohon sektor pariwisata ini lebih diperhatikan, karena dampak multiplier efeknya itu cukup luas, bagi UMKM, kemudian tenaga kerja, dan juga sektor-sektor lain, seperti transportasi," kkatanya.
Suasana di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulon Progo, DI Yogyakarta. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY Bobby Ardiyanto, mengatakan bahwa YIA sangat siap melayani lebih banyak penerbangan internasional, karena dari aspek kapasitas bandara masih sangat memadai.
"Kalau kita lihat dengan kapasitas eksisting sekarang, belum sampai 50 persen itu 'traffic'-nya, baik untuk penerbangan domestik maupun mancanegara," ujar Bobby.
ADVERTISEMENT

Kunjungan Wisman di Yogyakarta

Saat ini, wisman di Yogyakarta masih didominasi oleh wisatawan asal Singapura dan Malaysia, karena baru dua negara tersebut yang memiliki penerbangan langsung ke YIA.
Sementara wisatawan dari Eropa, Timur Tengah, dan negara lain umumnya tiba melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, atau Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.
Suasana di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulon Progo, DI Yogyakarta. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Lama tinggal wisman di Yogyakarta pun terbilang singkat dibandingkan kota lain, seperti Bali. Saat ini, rata-rata lama tinggal wisman hanya dua hari.
"Dengan penambahan penerbangan langsung, kami yakin bisa meningkat menjadi lima hari empat malam. Sebagai perbandingan, di Bali lama tinggal wisman sudah mencapai tujuh hari enam malam," pungkas Bobby.
ADVERTISEMENT