Punya Kemiripan Nama, Ini 5 Perbedaan Gunung Marapi dan Merapi

5 Desember 2023 15:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panorama indahnya Gunung Marapi. Foto: cherry-hai/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Panorama indahnya Gunung Marapi. Foto: cherry-hai/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Gunung Marapi di Sumatera Barat baru saja mengalami erupsi pada Minggu (3/12). Akibat insiden tersebut, sebanyak 11 dari 76 orang pendaki Gunung Marapi dinyatakan tewas saat erupsi terjadi. Sementara 12 pendaki belum ditemukan dan 53 pendaki lainnya telah dievakuasi.
ADVERTISEMENT
Gunung Marapi bukanlah satu-satunya gunung berapi yang ada di Indonesia, di Jawa Tengah misalnya ada juga Gunung Merapi yang sama aktifnya. Jika dilihat dari namanya, kedua gunung ini memang memiliki kemiripan, meski demikian ada sejumlah perbedaan signifikan antara kedua gunung tersebut.
Berikut kumparan rangkum perbedaan Gunung Marapi yang aada di Pulau Sumatera dan Gunung Merapi di Pulau Jawa.

1. Sumatera Barat dan Jawa Tengah

Panorama indahnya Gunung Marapi. Foto: Rico Elmanto/Shutterstock
Jika dilihat dari lokasinya, kedua gunung ini memiliki perbedaan yang signifikan. Gunung Marapi terletak di Sumatera Barat, sedangkan Gunung Merapi di Jawa Tengah.
Mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sumbarprov.go.id, Gunung Marapi merupakan gunung aktif yang terletak dia antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang. Namun secara administrasi, Gunung Marapi berada dalam kawasan Kabupaten Agam.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Gunung Merapi berada di empat kabupaten berbeda yaitu Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten. Gunung Merapi terletak di dua provinsi, yaitu Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

2. Ketinggian

Gunung Merapi. Foto: Misbachul Munir/Shutterstock
Selain lokasinya, Gunung Marapi dan Gunung Merapi memiliki ketinggian yang berbeda-beda. Gunung Marapi memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan Gunung Merapi memiliki ketinggian 2.901 mdpl atau lebih tinggi sedikit dari Gunung Marapi.

3. Jalur Pendakian

Pendaki yang mendaki Gunung Marapi. Foto: Richard Keliat/Shutterstock
Jalur pendakian yang biasa digunakan untuk melakukan pendakian ke Gunung Marapi adalah dari jalur Koto Baru. Sedangkan, untuk jalur pendakian Gunung Merapi ada empat yakni jalur via Selo, jalur via Babadan, jalur Sapuangin, dan jalur Kinahrejo. Namun sejak erupsi 2010 dua jalur lain yakni Babadan dan Kinahrejo sudah tidak digunakan lagi.
ADVERTISEMENT

4. Erupsi Terakhir

Pendaki yang mendaki Gunung Marapi. Foto: Riswat Prima Candra/Shutterstock
Pada 21 Juni 2020, pukul 09.13 WIB, Gunung Merapi kembali meletus dengan tinggi kolom erupsi 6.000 meter dari atas kawah puncak gunung. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 328 detik. Saat erupsi pertama terjadi, BPPTKG memonitor arah angin menuju barat. Pada erupsi kedua, amplitudo termonitor 75 mm dan durasi 100 detik. Tinggi kolom saat erupsi kedua ini tidak teramati.
Sedangkan, Gunung Marapi kembali mengalami erupsi pada tanggal 3 Desember 2023 pada pukul 14.54 WIB.
Erupsi kali ini meluncurkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari puncak gunung dan 5.891 meter dari permukaan laut. Warga telah diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 3 km dari kawah atau puncak gunung.
ADVERTISEMENT

5. Karakteristik Gunung

Pendaki yang mendaki Gunung Marapi. Foto: salsabilarokhim/Shutterstock
Gunung Marapi memiliki karakter letusan eksplosif maupun efusif. Gunung ini termasuk dalam jenis gunung stratovulcano dengan puncak mengerucut.
Sedangkan, Gunung Merapi merupakan gunung api yang dapat dimasukkan dalam tipe vulkanian lemah dengan ciri khas adanya peranan kubah lava dalam tiap-tiap erupsinya. Magma yang sudah sampai di permukaan dapat mengalir turun ke lereng atau langsung membeku di puncak.