Qantas Cetak Rekor Penerbangan Repatriasi Terpanjang di Dunia, Terbang 15.020 Km

8 Oktober 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pandangan menunjukkan jet jumbo Qantas Boeing 747 yang terbang dari Bandara Sydney di Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pandangan menunjukkan jet jumbo Qantas Boeing 747 yang terbang dari Bandara Sydney di Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/REUTERS
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan Qantas kembali memecahkan rekor penerbangan terpanjang. Kali ini, maskapai asal Australia tersebut memecahkan dua rekor penerbangan, yakni penerbangan repatriasi terjauh, serta penerbangan komersil terpanjang.
ADVERTISEMENT
Dilansir Traveler, Qantas berhasil memecahkan rekor penerbangan terjauh saat melakukan penerbangan nonstop atau langsung dari Buenos Aires, Argentina, ke Kota Darwin, Australia Utara, beberapa waktu lalu. Dalam penerbangan ini, Qantas membawa misi repatriasi atau memulangkan 107 warga negara Australia.
Meski hanya penerbangan repatriasi, Qantas ternyata berhasil mencetak rekor penerbangan terjauh, yakni 15.020 kilometer (km). Serta penerbangan komersial terlama, yakni 17 jam 25 menit.
Pesawat Qantas Foto: Shutter Stock
Rekor baru ini berhasil mengalahkan rekor yang dimiliki Qantas sebelumnya. Di mana sebelum pandemi, Qantas melakukan penerbangan langsung terpanjang yang menghubungkan London dan Perth. Adapun, jarak yang ditempuh sejauh 14.498 km dengan waktu 16 jam 45 menit.
Kapten Alex Passerini, kepala pilot teknis Qantas, mengatakan ada banyak hal yang harus dilakukan dalam merencanakan penerbangan ini.
ADVERTISEMENT
"Tapi itu memang membutuhkan sedikit penyesuaian saat Anda beroperasi pada rentang ini. Kami memiliki sedikit fleksibilitas di Pasifik Selatan, karena tidak banyak lalu lintas lain yang harus dihadapi, tetapi perubahan kecil dalam angin dapat cukup mengganggu dan memiliki dampak signifikan pada rute yang kami ambil. Itu dihitung oleh sistem penerbangan kami," kata Passerini.

Penerbangan Repatriasi Qantas

Maskapai Qantas melakukan uji coba penerbangan terpanjang tanpa henti dari New York ke Sydney yang membutuhkan waktu selama 19 jam 16 menit. Foto: James D Morgan/Qantas
Pesawat meninggalkan Argentina pukul 12.44 waktu setempat pada hari Selasa, 5 Oktober. Kemudian, terbang ke selatan, melintasi Antartika, dan tiba di Darwin pada pukul 18.39 waktu setempat pada Rabu, 6 Oktober.
Kapten yang telah terbang bersama Qantas selama 30 tahun tersebut mengatakan, maskapai memilih terbang melewati Antartika karena itu merupakan cara tercepat dari Amerika Selatan menuju Australia.
ADVERTISEMENT
"Kami akan terbang di atas benua di sekitar 73 atau 74 lintang selatan, bergantung pada kecepatan angin," katanya sebelum penerbangan berlangsung.
Pesawat Qantas Airways yang membawa ratusan warga negara Australia lepas landas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (18/8/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
"Semoga tutupan awan akan baik kepada kami dan kami dapat memberikan pandangan kepada penumpang kami," lanjutnya.
Penerbangan itu mendekati Australia dari selatan, melintasi Great Australian Bight untuk kemudian terbang di atas Red Centre menuju Darwin. Passerini mengatakan, dalam penerbangan tersebut setidaknya pesawat membutuhkan empat pilot.
“Keempat pilot berada di dek untuk lepas landas dan mendarat, tetapi kemudian kami masuk ke program istirahat dan memulai rotasi. Kami memotong waktu untuk memberi semua orang istirahat yang adil. Biasanya Anda akan mendapatkan dua waktu istirahat selama penerbangan," ujarnya.
Qantas bukanlah satu-satunya maskapai yang punya rute penerbangan terpanjang di dunia. Adapun, rekor penerbangan terpanjang di dunia dipegang oleh Singapore Airlines dengan rute Singapura-New York.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)