Renaissance Hotel Uluwatu, Bali, Rayakan Warisan Budaya Kain Endek

18 Mei 2023 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Talk show mengenai kain endek Bali di Renaissance Bali Uluwatu Resort & Spa. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Talk show mengenai kain endek Bali di Renaissance Bali Uluwatu Resort & Spa. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kain endek yang merupakan kain tenun tradisional Bali ternyata punya pasang surut perjalanan. Hal ini terungkap dalam talk show “Endek Woven Fabrics: The Balinese Artwork with Historical and Cultural Value” di Renaissance Bali Uluwatu Resort & Spa, Ungasan, Bali, Rabu (17/5).
ADVERTISEMENT
Seorang ahli endek Bali, Anak Agung Tirta Ray mengatakan, endek pernah sangat menggeliat pada tahun 1978. Saat itu, menurut Agung, Gianyar selalu macet setiap pukul 17.00 WITA. Penyebabnya adalah buruh pabrik tenun endek yang baru pulang kerja. Kala itu, ada ribuan industri tenun di Bali.
Ahli endek Bali, Anak Agung Tirta Ray dengan hasil produksi endeknya. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
“Sekarang suasana seperti itu sudah tidak ada lagi,” tuturnya.
Beruntung, generasi-generasi masa kini mulai kembali mengembangkan endek. Salah satunya Dwi Iskandar, desainer yang berbasis di Bali.
“Endek selama ini sering digunakan sebagai bahan seragam. Tapi saya ingin menggunakan endek sebagai fashion,” kata Dwi.
Dwi pun menggunakan endek sebagai material utama dalam desainnya. Ia berkesempatan menunjukkan karyanya dalam peragaan busana yang diadakan serangkai dengan talk show “Endek Woven Fabrics”.
ADVERTISEMENT
Peragaan busana karya Dwi Iskandar, perancang busana Bali yang ikut mengembangkan endek. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Dalam peragaan itu, Dwi menunjukkan berbagai macam cara pakai kain endek. Salah satu yang menjadi ciri khasnya adalah kain endek yang tidak dipotong, tapi dibalut di tubuh dengan berbagai macam variasi.
Peragaan busana dan talk show ini adalah bagian dari program “Evening at Renaissance”, yang diadakan pada "Global Day of Discovery"–acara tahunan yang diselenggarakan serentak oleh lebih dari 170 Renaissance Hotels di seluruh dunia. Acara ini merayakan tradisi lokal, di mana Renaissance Hotel berada.
Cara pembuatan endek Bali. Foto: Gadi Kurniawan Makitan/kumparan
Kain tenun endek dipilih oleh Renaissance Bali Uluwatu sebagai salah satu tradisi lokal yang dirayakan.
“Dengan menggunakan karya desainer lokal dan kain tenun Bali, kami semakin merasa dekat dengan Bali dan menjadi bagian dari budaya lokal yang sangat penting bagi kami. Hal ini juga menghormati dan mendukung budaya asli,” kata Veronika Krasnasari dan Valerie Krasnadewi, Cultural Curator Global Day of Discovery Renaissance Bali Uluwatu Resort & Spa.
ADVERTISEMENT
Endek sendiri berasal dari kata dalam bahasa Bali “Gendekan” atau “Ngendek” yang artinya tidak berubah.Dalam proses produksinya, benang-benang endek diikat dengan sebuah tali hingga berbentuk motif.
Saat dicelup pewarna, benang-benang yang diikat tadi warnanya tidak berubah, lantaran diikat dengan tali yang menghalangi pewarna itu masuk ke benang.
Endek pernah menjadi bahan pembicaraan hangat di Indonesia ketika rumah mode ternama asal Prancis, Dior, menggunakan unsur kain tenun khas Bali itu saat menampilkan koleksi Spring/Summer di Paris Fashion Week 2020. Unsur endek dipakai di pakaian dan aksesoris tas. Selain itu, endek juga dijadikan suvenir saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali.