Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Meski masih menanti kelahiran anak pertama, Pangeran Harry dan Meghan Markle sudah memiliki rencana untuk membawa sang buah hati pergi ke luar negeri. Dilansir Travel and Leisure, keduanya akan memboyong anaknya ke Afrika.
ADVERTISEMENT
Nantinya, mereka bertiga akan melakukan perjalanan perdananya saat musim gugur atau bulan Oktober mendatang. Nikkah juga menjelaskan bila belum ada putusan mengenai negara mana saja yang akan dikunjungi.
"Negara-negara yang akan mereka tuju belum diputuskan. Diskusi sedang berlangsung antara pemerintah dan beberapa negara tuan rumah yang ingin Harry dan Meghan hadir. (Meski) tur atas nama pemerintah, tetapi sangat mungkin beberapa negara yang memiliki ‘hubungan dekat’ dengan Harry dan Meghan (juga bisa dikunjungi),” tambahnya.
Meski begitu, sumber lain menyebutkan bisa saja perjalanan Pangeran Harry, Meghan Markle, dan bayinya berubah atau dibatalkan. Namun, apabila ketiganya benar akan melakukkan tur, maka anak dari Duke dan Duchess of Sussex akan menjadi salah satu bangsawan termuda yang pernah pergi dalam tur resmi.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, Pangeran Harry, melakukan perjalanan pertamanya di usia dua tahun ke Venesia, Italia, pada tahun 1985. Kemudian, Pangeran George, putera dari Pangeran WIliam dan Kate Middleton menjalankan tur perdananya ke Australia dan Selandia Baru pada tahun 2014, ketika usia 8 bulan.
Terlepas dari itu, nampaknya Afrika juga memiliki arti penting bagi Pangeran Harry dan Meghan Markle. Bagaimana tidak, keduanya pernah berkencan di Botswana pada musim panas 2016, kemudian kembali lagi untuk liburan romantis pada Agustus 2017 sesaat sebelum menikah.
Menurut laporan Good Morning America, Pangeran Harry juga mengatakan bahwa Botswana memiliki nilai penting karena Afrika menjadi tempat ia, Pangeran Charles, dan Pangeran William ‘melarikan diri’ setelah kematian Putri Diana pada tahun 1997.
ADVERTISEMENT