Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kabar penutupan Pulau Komodo makin santer terdengar. Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bahkan telah mengonfirmasi Pulau Komodo bakal ditutup per Januari 2020. Namun di sisi lain, kebijakan tersebut dinilai masih simpang siur oleh para pengusaha travel agent.
ADVERTISEMENT
Ketua DPD ASITA Jakarta, Hasiyanna S. Ashadi mengatakan, pihaknya tidak pernah mendapat kejelasan soal rencana penutupan tersebut. Padahal, Pulau Komodo merupakan destinasi wisata primadona bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Saya minggu kemarin baru dari Pulau Komodo. Tempatnya sangat indah. Sayangnya Pulau Komodonya mau ditutup. Tapi orang sana bilang ‘ah enggak, belum tentu kok itu’. Terus gimana kita mau informasikan ke wisatawan?” ujar Hasiyanna di Museum Bank Indonesia, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Menurut Hasiyanna ketidakjelasan informasi tersebut merugikan para travel agent. Sebab cara kerja travel agent adalah menawarkan paket tur untuk perjalanan yang akan dilakukan enam bulan atau bahkan satu tahun mendatang.
Sehingga menurutnya, jika memang benar Pulau Komodo bakal ditutup, seharusnya ada komunikasi yang dilakukan oleh pengambil kebijakan dengan para pengusaha travel agent.
ADVERTISEMENT
Akibat kesimpangsiuran tersebut, Hasiyanna mengaku tidak bisa menjelaskan lebih lanjut pada wisatawan yang hendak berlibur ke Pulau Komodo.
“Ada wisatawan yang nanya ‘emang bener Pulau Komodo mau ditutup?’ Ya kami enggak bisa jawab. Kami pun enggak tahu beneran mau ditutup atau tidak,” ujarnya.
Di sisi lain, selama ini alasan utama wisatawan mancanegara berkunjung ke Pulau Komodo adalah untuk melihat langsung fauna tersebut di habitat aslinya. Ia menilai di pulau tersebut belum ada atraksi yang lebih menarik ketimbang melihat komodo.
Selain itu menurut Hasiyanna, dari total luas wilayah Pulau Komodo , selama ini hanya satu persennya saja yang dibuka untuk wisatawan. Hasiyanna menilai fakta ini sedikit aneh jika dihubungkan dengan alasan penutupan Pulau Komodo yang katanya demi menjaga keberlangsungan habitat.
ADVERTISEMENT
“Saya dikasih tahu, yang dibuka untuk turis itu hanya satu persennya dari luas wilayah Pulau Komodo. Lalu kenapa sekarang mau ditutup? Pertanyaanya itu kenapa?” ujarnya.
Untuk itu Hasiyanna berharap ada kejelasan mengenai rencana tersebut. Terlebih, informasi ini juga bisa disampaikan kepada travel agent sehingga bisa diteruskan ke wisatawan.
“Ini barangkali PR bagi para pengambil keputusan,” ujarnya.
Sebelumnya, Karo Humas NTT, Marius Ardu Jelamu, menuturkan bahwa penutupan Pulau Komodo yang akan dilakukan pada tahun 2020 benar adanya.
Alasannya ialah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hendak menata kembali ekosistem Pulau Komodo, agar dapat menjadi kawasan konservasi yang lebih baik serta berkualitas.
“Kita sudah bicara di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup yang ada di Jakarta beberapa bulan lalu, kita sudah sepakat, bahwa nanti per Januari 2020, kita akan menutup khusus Pulau Komodo dari kunjungan wisatawan untuk konservasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT