Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ritual Penti, Cara Penduduk Lokal Wae Rebo Sambut Tahun Baru
27 Desember 2017 15:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Malam pergantian tahun identik dengan barbeque dan hitung mundur yang diikuti oleh pesta kembang api. Bosan dengan ritual tahun baru seperti itu? Kamu bisa coba menikmati suasana akhir tahun yang eksotis di Desa Wae Rebo, Flores, Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin sudah tahu bahwa kampung adat tradisional itu sudah terkenal hingga ke mancanegara. Barisan rumah adat Manggarai berbentuk kerucut itu sudah lama jadi magnet wisatawan pencinta budaya. Rumah adat itu dinamakan Mbaru Niang.
Dan, jika traveler mengunjungi Wae Rebo pada akhir tahun, kamu bisa menikmati momen langka ritual penti. Ya, ritual itu hanya digelar setahun sekali. Tujuanya sebagai bentuk rasa syukur terhadap hasil panen, sekaligus menyambut tahun baru.
Ritual penti biasanya digelar tiap November. Banyak yang ingin menyaksikan langsung upacara tersebut, sehingga jumlah wisatawan bisa mencapai ribuan.
Penduduk Wae Rebo dibagi menjadi tiga kelompok dalam proses ritual tersebut, yaitu di barong wae atau sumber mata air, barong oka atau pintu masuk kampung, dan barong mandong atau area belakang kampung.
ADVERTISEMENT
Upacara dimulai dengan pemotongan ayam di barong wae yang mewakili awal kehidupan. Persembahan kedua dilakukan di barong oka, diiringi dengan gong dan gendang. Di sana warga berdoa untuk para perempuan yang ditinggal suaminya merantau.
Terakhir, pemotongan ayam dilakukan di barong mandong. Warga Wae Rebo mendoakan kesehatan dan kemakmuran desa di sana. Puncak ritual diisi dengan pemotongan dua babi sebagai persembahan.
Ritual penti juga diiringi sanda, yakni nyanyian tradisional tanpa alat musik. Lagu itu dinyanyikan sejak tengah malam hingga fajar tanpa putus. Sebab, suasana upacara tidak boleh hening demi menghormati leluhur.
Demi menyaksikan ritual penti, Cora dan kawan-kawan harus mendaki tanjakan menuju lembah pegunungan Manggarai. Perlu diketahui, Desa Wae Rebo terletak pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Meski melalui perjalanan panjang dan melelahkan, eksotisme Wae Rebo memang patut diperjuangkan. Traveler akan makin merasakan keanekaragaman budaya Nusantara yang menjadi aset negeri ini. Tertarik untuk menikmati ritual penti saat tahun depan?
==================================
Kamu mau uang tunai untuk jalan-jalan? Silakan ikuti kompetisi menulis bersama tiket.com. Hadiah totalnya Rp 25 juta dan lomba berakhir pada 14 Januari 2018. Info selengkapnya bisa dilihat di sini .