Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Roma Berencana Berlakukan Sistem Tiket Masuk di Air Terjun Trevi
6 September 2024 17:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Roma berencana untuk memberlakukan sistem ticketing (tiket masuk) di salah satu atraksi wisatanya, yaitu Air Terjun Trevi atau Trevi Fountain yang populer. Upaya itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengatasi overtourism , atau pariwisata berlebihan di mahakarya bergaya baroque dari abad ke-18 tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir Times of India, selain berfoto, wisatawan yang datang ke Trevi Fountain biasanya berbondong-bondong untuk melemparkan koin ke air mancur, agar keinginannya terkabul. Padatnya wisatawan membuat wisatawan lain, bahkan penduduk lokal tidak bisa menikmati keindahan air terjun tersebut.
Parahnya lagi, saking padatnya wisatawan, tak sedikit dari mereka yang melanggar aturan, seperti bersandar di marmer kuno air terjun tersebut, hingga makan dan minum di sekitar area aiair terjun.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para pejabat kota setempat sedang mempertimbangkan rencana untuk menerapkan sistem reservasi yang harganya dibanderol mulai dari 1 euro atau Rp 17 ribu.
Otoritas setempat mengatakan pemberlakukan sistem ticketing ini bukanlah untuk mengambil keuntungan, tetapi untuk memulihkan ketertiban dan memastikan bahwa para pengunjung memberlakukan monumen tersebut dengan rasa hormat.
ADVERTISEMENT
Langkah ini dianggap penting untuk menjaga pesona dan aksesibilitas Air Mancur Trevi, di kota yang tengah berjuang dengan ancaman jumlah wisatawan yang terus memecahkan rekornya.
Sistem Tiket Masih Wacana
Meski masih sebatas wacana, otoritas Roma memahami urgensinya. Sebab, diperkirakan pariwisata di Kota Roma akan melonjak lebih tinggi pada tahun 2025 mendatang.
Ini bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Gereja Katolik, yang akan menarik 30 juta peziarah dan pengunjung sepanjang tahun. Dengan angka-angka seperti itu, kebutuhan akan praktik pariwisata berkelanjutan menjadi jelas.
Kota-kota Italia lainnya juga bergulat dengan tantangan serupa. Venesia baru-baru ini menguji biaya untuk pengunjung harian selama periode puncak, sebuah eksperimen yang dirancang untuk menyebarkan kerumunan.
Sementara itu, para pemimpin Roma mendorong pembatasan rumah liburan baru di pusat bersejarah, meskipun peraturan yang ada hanya memberikan sedikit kendali atas meningkatnya jumlah properti sewa jangka pendek.
ADVERTISEMENT