Ryokan Tertua di Onsen Resort Jepang Bangkrut Akibat Merebaknya Virus Corona

1 Maret 2020 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berendam di Onsen. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berendam di Onsen. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang menyerang beberapa negara di dunia menimbulkan beragam kerugian, tak hanya ekonomi yang terpukul, dunia pariwisata pun menerima imbasnya. Seperti sebuah ryokan onsen tertua di Onsen Resort Jepang yang harus tutup karena bangkrut akibat virus corona.
ADVERTISEMENT
Ya, setelah Disneyland Tokyo dan Museum Ghibli ditutup sementara akibat virus corona, sebuah ryokan yang terletak di kota wisata pemandian air panas Nishiura di Prefektur Aichi, mengajukan aplikasi kebangkrutan kepada Pengadilan Distrik Nagoya pada 21 Februari lalu. Penurunan jumlah wisatawan, khususnya dari China yang sangat drastis semenjak virus corona merebak menjadi alasan ryokan yang telah berdiri selama 64 tahun itu memutuskan untuk ditutup.
Ryokan 46 kamar yang terletak di ujung Semenanjung Atsumi itu dulunya merupakan sebuah bisnis onsen yang cukup berkembang. Di ryokan ini para tamu bisa menikmati makanan laut segar yang bersumber dari Teluk Mikawa dan setiap kamar menawarkan pemandangan laut yang luas.
Dilansir Soranews24, catatan keuangan Fujimisou menunjukkan omset ryokan ini sekitar 550 juta yen atau sekitar Rp 72 miliar pada Desember 2005. Namun, setelah kemerosotan keuangan pada 2013, mereka akhirnya kekurangan dana dan mencari solusi dengan menargetkan pasar dari wisatawan China.
ADVERTISEMENT
Setelah mengalihkan fokus mereka untuk mengakomodasi kelompok wisatawan China, ryokan mampu mengubah nasib mereka. Permintaan dari kelompok wisata ini juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, setelah virus corona menyebar, termasuk ke Jepang, kelompok wisatawan China ini tak lagi datang dan membuat penurunan yang sangat signifikan di ryokan tersebut. Terlebih Pemerintah Jepang juga saat ini menyarankan agar konser, festival, dan acara berskala besar dibatalkan atau ditunda, karena ada kekhawatiran virus corona akan berkembang di Negeri Sakura.