Salju Telat Datang di Gunung Fuji, Pertama Terjadi dalam 130 Tahun

30 Oktober 2024 15:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Fuji di Jepang  Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Fuji di Jepang Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Gunung Fuji masih belum bersalju hingga akhir Oktober ini. Padahal, gunung paling ikonik di Jepang tersebut seharusnya sudah tertutup salju di Oktober, seperti tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dilansir Japan Times, Badan Cuaca Jepang mengatakan bahwa hal tersebut pertama terjadi dalam 130 tahun terakhir.
Biasanya, salju di Gunung Fuji sudah mulai terbentuk rata-rata pada 2 Oktober. Tahun lalu saja, salju terdeteksi di gunung berapi tersebut pada 5 Oktober.
"Karena cuaca hangat, tahun ini belum ada hujan salju yang menyelimuti gunung tertinggi di Jepang tersebut," ujar peramal cuaca di Kantor Meteorologi Lokal Kofu, Yutaka Katsuta.
Gunung Fuji terlihat dari sebuah pesawat di Jepang pada 24 November 2019. Foto: REUTERS / Remo Casilli
Fenomena ini sendiri menjadi yang pertama, setelah terakhir kali terjadi pada tahun 1984. Sebelumnya, salju paling telat turun pada 26 Oktober, terjadi di tahun 1955 dan 2016 silam.
"Suhu tinggi musim panas berlanjut hingga September, menghalangi udara dingin yang membawa salju," kata Katsuta.
Ia setuju bahwa perubahan iklim mungkin berdampak pada keterlambatan pembentukan salju di puncak Gunung Fuji.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, musim panas di Jepang tahun ini merupakan musim terpanas yang pernah tercatat, menyamai level yang pernah terjadi pada 2023. Hal ini terjadi karena gelombang panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim yang melanda banyak bagian di dunia.
Gunung Fuji sendiri tertutup salju hampir sepanjang tahun. Namun, selama musim pendakian Juli-September, lebih dari 220.000 pengunjung berjalan dengan susah payah menaiki lerengnya yang curam dan berbatu.
Banyak yang mendaki pada malam hari untuk melihat matahari terbit dari puncak setinggi 3.776 meter tersebut. Meski demikian, jumlah pendaki tahun ini lebih sedikit, setelah otoritas Jepang memberlakukan biaya masuk dan pembatasan jumlah pendaki harian, untuk melawan overtourism.