Sandiaga Bantah WFB Penyebab Lonjakan COVID-19: Lonjakan Kasus Didominasi Lokal

29 Juni 2021 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:45 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno saat memberikan keterangan resmi di Weekly Press Briefing secara hybrid, Selasa (22/6). Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno saat memberikan keterangan resmi di Weekly Press Briefing secara hybrid, Selasa (22/6). Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, membantah program Work From Bali (WFB) menjadi faktor utama lonjakan kasus COVID-19 di Pulau Dewata. Isu miring mengenai Work From Bali tersebut menjadi kekhawatiran bagi para pelaku pariwisata terkait pelaksanaan skema pariwisata itu.
ADVERTISEMENT
Saat melakukan Weekly Press Briefing secara daring, Sandiaga mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Gubernur Bali dan stakeholder terkait di Bali, serta mengklarifikasi bahwa program Work From Bali bukanlah penyebab peningkatan kasus di sana.
''Data yang kami dapat dari Satgas COVID-19 Bali, menunjukkan bahwa dominasi lonjakan kasus dipicu oleh transmisi lokal, yang hampir mencapai 84 persen," ujar Sandiaga Uno.
Gubernur Bali Wayan Koster bersama Menparekraf Sandiaga Uno secara virtual. Foto: Dok. Istimewa
Seperti diketahui, kebijakan Work From Bali hanya diberlakukan pada tiga zona hijau, yaitu Sanur, Ubud, dan Nusa Dua. Sedangkan, peningkatan kasus terjadi di wilayah yang berbeda, yakni Denpasar, Gianyar, Buleleng, dan Tabanan. Meskipun demikian, kebijakan ini akan dievaluasi kembali, mengingat Surat Edaran dari Menteri Dalam Negeri yang memberlakukan pembatasan aktivitas.
Di samping itu, Sandiaga juga mendorong percepatan vaksinasi dan pengetatan protokol kesehatan berbasis CHSE di destinasi dan sentra ekonomi kreatif, yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait. Kemudian, berkenaan dengan “travel corridor arrangement” terus dipersiapkan, terutama dari segi “end-to-end CHSE”.
ADVERTISEMENT
“Tentunya travel corridor arrangement ini terus kita siapkan. Memang kasus COVID-19 meningkat, tapi tidak berarti kita berhenti mempersiapkan. Kita harus terus menyiapkan terutama dari segi end-to-end CHSE, jadi begitu wisatawan mancanegara mendarat sampai kepulangan, kita persiapkan dan kita melibatkan kementerian/lembaga yang lain,'' katanya.
Sandiaga menyebut bahwa pembukaan travel corridor arrangement akan menyesuaikan situasi pandemi atau prakondisi COVID-19 kondusif. Ia juga mengungkapkan skema pariwisata itu juga dilakukan atas putusan akhir Presiden Joko Widodo.
Ilustrasi desa wisata di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Sementara utu, Gubernur Bali Wayan Koster, juga menegaskan bahwa meningkatnya kasus COVID-19 di Bali bukan dikarenakan program Work From Bali.
“Saya menegaskan tidak ada kaitannya sama sekali. Jadi memang ini naik karena seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat. Karena memang di Bali sekarang ini situasinya sudah seperti normal,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Wayan menjelaskan banyak masyarakat Bali yang telah divaksin. Sehingga, ketika dinyatakan positif COVID-19, pemulihannya pun berlangsung dengan cepat.
“Dari data yang ada, terdapat 1.408 kasus aktifnya, 400 dirawat di rumah sakit, sisanya 900 lebih melakukan karantina terpusat maupun juga isolasi mandiri. Kemudian yang meninggal itu sangat landai di bawah 5 orang per hari. Mudah-mudahan hal ini bisa dikendalikan dalam waktu cepat,” tutup Koster.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).