Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sandiaga Khawatir Konflik di Timur Tengah Berdampak pada Pariwisata RI
8 Oktober 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengkhawatirkan konflik di Timur Tengah yang kian memanas akan berdampak pada sektor pariwisata Indonesia. Hal ini dirasakan langsung oleh Sandiaga saat melakukan perjalanan ke luar negeri beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya ke Korea Selatan, Sandiaga mengaku mengalami penundaan penerbangan hingga dua jam karena insiden Korea Utara yang menerbangkan balon-balon berisi kotoran yang masuk ke wilayah udara Korea Selatan. Tak hanya itu, penundaan yang lebih parah terjadi pada penerbangan rute dari dan menuju Timur Tengah.
"Ada yang ditunda dua jam, ada yang ditunda satu hari di Timur Tengah ini akan mengganggu flow in wisatawan kita terutama yang dari Amerika bagian timur dan juga Eropa dan keseluruhan Asia, Timur Tengah juga," ujar Sandiaga saat ditemui kumparan di acara Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta pada Senin (7/10).
Selain penundaan penerbangan, konflik yang terjadi di Timur Tengah dikhawatirkan akan berdampak pada sektor pariwisata Indonesia terutama dari spending wisatawan hingga jumlah kunjungan.
ADVERTISEMENT
"Delay dari waktu, kemudian spending-nya mungkin akan berkurang mungkin sebagian menghentikan atau menunda perjalanan. Mudah-mudahan ini nanti tidak berlanjut sehingga tidak berdampak pada jumlah kunjungan (wisatawan)," lanjut Sandiaga.
Situasi Geopolitik Dunia dan Ketegangan di Timur Tengah
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menargetkan 14,3 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada 2024. Data terbaru menunjukkan bahwa hingga akhir Agustus, target tersebut sudah tercapai sebesar 63,53 persen.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman selama Januari-Agustus 2024 telah mencapai 9,09 juta kunjungan, naik 20,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
"9 juta ini prestasi dan saya optimistis bisa melewati batas atas 14,3 juta, bismillah ini akan terlewati tapi kita mewaspadai situasi geopolitik dunia dan ketegangan di Timur Tengah karena alur penerbangan itu ada gangguan di Timur Tengah," ujar Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Meski optimistis target wisman akan tercapai, Sandiaga mengatakan bahwa pihaknya akan tetap mewaspadai situasi geopolitik dunia dan ketegangan di Timur Tengah.
"Ada gangguan di belahan bumi lain, ini perlu kita sikapi dan waspadai dengan sangat hati-hati," lanjutnya
Sebab menurut Sandiaga, wisman berkualitas datangnya dari negara-negara Eropa dan Timur Tengah. Jadi meski tidak berdampak pada kunjungan wisman terbanyak ke Indonesia, negara-negara dari Eropa dan Timur Tengah juga memiliki potensi yang besar.
"Kalau kita lihat dari top five kunjungan wisatawan itu kan enggak terhubung ke Timur Tengah (secara langsung). Australia, India, Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste, tapi kita tetap hati-hati karena wisatawan berkualitas itu banyaknya dari Eropa, Timur Tengah, Amerika yang menyukai pantai, kita harus sikapi dan saya titip promosi kita dan pola searching kita sehingga mendapatkan hasil yang maksimal," pungkasnya.
ADVERTISEMENT