Sandiaga Sebut LRT Bali Bisa Jadi Solusi Kemacetan di Pulau Dewata

10 Oktober 2024 14:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pura Ulun Danu, Bali (PTR) Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Pura Ulun Danu, Bali (PTR) Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengatakan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Bali bisa menjadi solusi kemacetan yang terjadi di Pulau Dewata. Kehadiran moda transportasi ini bisa menjadi solusi jangka menengah untuk mengurai kemacetan.
ADVERTISEMENT
"Kita harapkan kehadiran LRT di Bali akan menjadi solusi jangka panjang dan permanen terhadap masalah traffic di Bali," ujar Sandiaga, usai ditemui kumparan di sela-sela acara Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam acara Wonderful Indonesia Outlook 2024/2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (19/9/2024). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Ia menilai transportasi berbasis kereta ini dapat dilihat dari kondisi jalanan di Jakarta yang perlahan membaik, setelah hadirnya LRT dan juga Moda Raya Terpadu (MRT).
"Jangka menengah tentunya LRT kita harapkan bisa mengurangi angka kemacetan seperti yang sekarang kita lihat di DKI, ada sedikit improvement, terutama di jalur-jalur MRT sudah tidak sehorror dulu lagi," ungkap Sandiaga.

Pembangunan LRT Bali

Bocoran rute LRT Bali dalam tahap studi kelayakan oleh konsorsium asal Korea Selatan. Foto: Otoritas Kereta Api Nasional Korea Selatan
Pembangunan proyek LRT Bali Urban Subway secara resmi dimulai dengan upacara Ngeruwak di Parkir Sentra Kuta, Bali, Rabu (4/9/2024). Upacara Ngeruwak adalah sebuah prosesi peletakan batu pertama khas umat Hindu Bali sebagai tanda memohon restu kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara, mengatakan, LRT Bali Urban Subway nantinya akan menargetkan turis asing sebagai penumpang utama.
"Dalam proyeksi kami untuk para turis kisaran 35-40 dolar AS, terserah mereka mau pakai kapan dalam seminggu. Bayangkan kalau turis datang dari airport ke Cemagi sudah Rp 350 ribu naik ojol, tapi dengan LRT mereka (hanya merogoh kocek) Rp 600 ribu seminggu," kata Ari Askhara.
Direktur Utama PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), Ari Askhara saat jumpa pers tentang pembangunan LRT Bali Urban Subway, Rabu (4/9). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Tahap pembangunan dibagi menjadi empat fase. Fase pertama proyek ini akan meliputi jalur dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Central Parkir Kuta, dengan perhentian di Seminyak, Berawa, dan Cemagi dengan panjang 16 kilometer.
Fase kedua akan menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Jimbaran, Universitas Udayana, dan Nusa Dua dengan panjang 13,5 kilometer.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, fase ketiga proyek ini akan menghubungkan Central Parkir Kuta dengan Denpasar, termasuk Sesetan, Renon, dan Sanur. Fase keempat akan menghubungkan Renon dengan Gianyar, mencakup Sukawati dan Ubud.