Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pasar bunga terapung satu-satunya di Belanda bernama Bloemenmarkt harus ditutup. Dilansir dari This Insider, hal ini dikarenakan overtourism.
ADVERTISEMENT
Pasar yang pertama kali dibuka pada tahun 1943 ini memiliki deretan toko bunga dan toko lainnya yang menjajakan pernak-pernik. Warna-warna cantik dari bunga tersebut menarik perhatian turis yang datang.
Michael Saarlos, salah satu pemilik toko di Bloemenmarkt, mengatakan kerumunan pengunjung yang membawa kamera itu mengakibatkan pelanggannya 'terblokir'. Ditambah dengan deretan kios yang tak menjual bunga menggeser popularitas toko yang menjajakan bunga.
"Saya sudah muak dengan semua turis yang merusak dagangan saya. Saat mereka datang berkelompok, saya tidak bisa lagi melihat pelanggan saya sendiri,” katanya.
Selain itu, adanya penerbangan murah juga menjadi mimpi buruk bagi Saarlos. Sebab, dengan adanya tiket murah membuat jumlah wisatawan yang datang terus meningkatnya hingga tidak terkendali.
ADVERTISEMENT
"Penerbangan murah itu membanjiri seluruh Eropa. (Alhasil) sepanjang hari penjual bunga harus meneriakkan apa yang saya tulis di papan: Jangan memotret!".
Saarlos juga menganggap dewan pusat kota Amsterdam telah gagal menegakkan aturan terkait setiap kios harus menjual 25 persen produknya yang tidak terkait dengan buatan pabrik.
Sebagai informasi, Belanda memang tengah mengalami overtourism dan jumlahnya terus meningkat setiap tahun. Diperkirakan akan ada 18,5 juta orang berkunjung tahun ini dan meningkat menjadi 23 juta wisatawan pada tahun 2025.
Untuk itu, pemerintah mengambil deretan langkah untuk menguranginya. Salah satunya, pada bulan Desember 2018, Amsterdam menghapus ikon “I am Amsterdam” dari Museum Square.
Kemudian, Maret lalu ibu kota juga melarang tur dari Red District. Juga membuat peraturan Airbnb yang lebih ketat, menerapkan pajak wisata sebesar 7 persen, dan membatasi pengembangan hotel baru serta toko-toko yang berpusat di daerah turis.
ADVERTISEMENT