Sejarah Kota Tua, Kota Wisata yang Tak Sekadar Instagramable Belaka

20 November 2019 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi senja di Kota Tua Jakarta Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi senja di Kota Tua Jakarta Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bangunan-bangunan bergaya kolonial dengan dominasi warna putih, hitam, dan hijau tua menghiasi kawasan Kota Tua. Gedung-gedung berpilar besar menjulang tinggi, lengkap dengan jendela berukuran besar berdiri tegap seakan merayu para pengunjung untuk singgah sejenak.
ADVERTISEMENT
Bagi penduduk Jakarta, Kota Tua bukan kawasan wisata baru dan asing. Kota Tua sudah menjadi bagian dari sejarah Jakarta sejak lama.
Kali ini, kumparan akan mengajak kamu mencari tahu sejarah Kota Tua yang memikat. Jadi, kamu bukan hanya akan terpana karena bangunan dan kawasannya yang Instagramable saja, tetapi juga lewat sejarahnya.
Kota Tua, Jakarta. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Kota Tua Jakarta di masa lalu bukanlah kawasan yang sama persis seperti yang kamu lihat kini. Walau masih mempertahankan beberapa bangunan bernapas kolonial di dalamnya, Kota Tua pada masa lalu bukan sekadar wisata Instagramable atau sejarah semata. Tetapi, markas bagi Perusahaan India Timur Belanda (Dutch East India Company).
Dihimpun dari berbagai sumber, Belanda memulai monopoli perdagangan rempah antarbenua pada 1602. Untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran usahanya, Belanda mendirikan Perusahaan India Timur Belanda sebagai agen kolonial resmi.
Sejumlah wisatawan di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Senin, (22/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Perusahaan ini didirikan di Kota Tua atau yang dulunya dikenal sebagai Old Batavia. Perusahaan India Timur Belanda dikenal sangat kuat. Mereka dibekali dukungan keuangan yang besar, kekuatan hukum untuk berperang, menegakkan yurisprudensi sendiri, hingga menciptakan pemukiman di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Jadi, jangan heran jika menemukan banyak rumah maupun gedung perkantoran yang memiliki gaya kolonial di Kota Tua. Seperti yang kamu temukan di Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, atau Museum Wayang.
Dengan berdirinya Perusahaan India Timur Belanda di Old Batavia, Kota Tua Jakarta secara tidak langsung menjadi pusat ibu kota sekaligus saksi bisu pendudukan Perusahaan India Timur Belanda di Indonesia. Lokasi Kota Tua juga dinilai sangat strategis, sehingga kawasan ini selalu jadi rebutan.
Pelabuhan Batavia, 1945 Foto: kitlv.nl
Kota Tua hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer saja dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan bersejarah Jakarta yang telah menjadi pelabuhan utama Kerajaan Sunda sejak abad ke-13.
Pelabuhan Sunda Kelapa berkembang pesat karena adanya perdagangan rempah-rempah internasional. Kini, di Pelabuhan Sunda Kelapa, kamu bisa menemukan kapal Bugis Phinisi Schooner tradisional yang berlabuh di dermaga dengan gagah.
Suasana Pelabuhan Sunda Kelapa Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Keceriaan Anak-anak di Pelabuhan Sunda Kelapa Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa, kamu bisa menemukan Museum Bahari yang dulunya digunakan Belanda sebagai gudang untuk menyimpan rempah-rempah. Tak jauh dari Kota Tua, kamu juga bisa menemukan Jembatan Kota Intan, yang kini dikenal juga sebagai Jembatan Pasar Ayam.
ADVERTISEMENT
Jembatan Pasar Ayam dibangun pada abad ke-17 dan membentang di atas Kali Besar. Dulunya, jembatan ini digunakan sebagai penghubung antara Benteng Belanda dengan Benteng Inggris yang dibuat oleh VOC.
Namun, apabila ada kapal dagang yang lewat, jembatan tersebut akan naik dan memberikan jalan. Jembatan sepanjang 30 meter ini bahkan menjadi jembatan satu-satunya yang tersisa dari jenisnya. Apik dan bersejarah sekali, 'kan?
Untuk bisa menyambangi Kota Tua, kamu bisa menaiki kereta yang menuju Stasiun Jakarta Kota dan turun di perhentian terakhir. Nah, kalau kamu tak lagi buru-buru, kamu bisa, lho, mengambil waktu sejenak untuk menikmati fasad bangunan yang tak kalah menawan di stasiun ini.
Gimana, wawasanmu tentang Kota Tua jadi makin luas, 'skan?
ADVERTISEMENT