Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Sejarah Warna Merah di Pakaian Sinterklas: Pakaian Uskup hingga Iklan Minuman
25 Desember 2022 13:28 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sinterklas sejatinya mempunyai banyak sebutan yang berbeda-beda, ada Santa Claus, Saint Nicholas, Kris Kringle, Father Christmas, dan Santa.
Sinterklas digambarkan sebagai sosok pria tua berpakaian serba merah yang murah senyum ditambah rambut serta jenggot lebatnya khasnya yang berwarna putih. Tak hanya itu, ia juga mengendarai kereta luncur yang ditarik dengan delapan rusa kutub.
Di balik semua hal tersebut, pernah terlintas di benakmu, kenapa ya Sinterklas identik dengan warna merah? Ternyata ini sejarahnya.
Dilansir The Guardian, warna merah pada sosok Sinterklas diperkirakan sudah dimulai sejak tahun 1870-an. Saat itu, seorang kartunis Amerika Serikat, Thomas Nast, menggambarkan tokoh Sinterklas dengan pakaian merah, sama seperti yang kita ketahui saat ini.
Selama kurang lebih 20 tahun, Nast telah menghasilkan banyak gambar Santa Calus dengan berbagai bentuk. Salah satunya, sosok Santa Claus digambarkan sebagai seseorang yang mengenakan jas dan topi warna merah, lengkap dengan pakaian berbulu warna putih, serta ikat pinggang hitam.
ADVERTISEMENT
Karya Thomas Nast tersebut berhasil memperoleh perhatian publik, dan dengan cepat dianggap sebagai potret resmi Santa Claus. Ilustrasi Santa Claus karya Nast di tahun 1881, menjadi patokan penggambaran Sinterklas dan masih diproduksi hingga kini.
Sinterklas Juga Muncul di Iklan Komersial
Menariknya, ada pula versi lain yang menyebut bahwa Sinterklas diciptakan oleh merek minuman bersoda asal Amerika Serikat (AS) yaitu Coca-Cola. Pada tahun 1920-an, Coca-Cola memunculkan Sinterklas sebagai iklan komersial mereka yang diberi judul "Thirst Knows No Season".
Saat itu, gambaran karakter Natal ini mempunyai penampilan yang ketat karena terinspirasi dari visualisasi kartunis, Thomas Nast.
Kemudian, pada tahun 1930-an, penggambaran Sinterklas mulai mengalami perkembangan lewat seniman Fred Mizen. Ia menggambar karakter tersebut sedang meminum Coca-Cola di tengah kerumunan orang.
ADVERTISEMENT
Barulah pada tahun 1931, Coca-Cola kembali merilis sosok Sinterklas lengkap dengan janggut putih karya seniman Haddon Sunblom.
Sundblom kemudian mendapatkan inspirasi untuk memvisualisasikan Sinterklas melalui puisi karya Clemetn Clark Moore yang berjudul "A Visit From St. Nicholas".
Seperti dilansir Huffington Post, lewat puisi tersebut Sundblom mengambil beberapa kesimpulan pengambaran Sinerklas.
Ia membayangkan Sinterklas yang pipinya kemerahan, matanya berbinar, suka menebar senyum, dan tak ketinggalan perut buncit.
Gambaran dari Sundblom tersebut lantas dipublikasikan oleh Coca-Cola pada 1931 dengan judul "My Hat’s Off to The Pause That Refreshes".
Sinterklas yang dibuat Sundblom pun makin popiler setelah ditampilkan dalam iklan Coca-Cola. Banyak masayarakat AS yang memberikan pujian kepada merek perusahaan soda dari Atlanta, AS tersebut.
ADVERTISEMENT
Saking fenomenalnya, iklan Coca-Cola yang menampilkan karya Sundblom tersebut pun diciptakan oleh mereka ini. Untuk mencegah kesalahpahaman, Coca-Cola akhirnya merilis klarifikasi yang menegaskan bahwa mereka tidak menciptakan karakter Natal tersebut dan hanya menyebutkan bahwa pihaknya hanya mempopulerkan sosok tersebut.
Sundblom terus melanjutkan gambaran Sinterklas yang pertama kali ia bikin pada tahun 1931 hingga tahun 1964.
Kemudian, dari manakah asal warna merah pada sosok Sinterklas?
Sejarah Warna Merah di Sinterklas
Dilansir dari Brittanica, sosok Sinterklas sebenarnya adalah penggambaran dari kehidupan Santo Nikolas atau Saint Nicholas, biarawan asal Myra sekitar abad ke-3 masehi.
Tokoh Saint Nicholas digambarkan bermacam-macam, namun saat itu belum seperti yang dicitrakan seperti saat ini.
Untuk memastikan bagaimana wujud sebenarnya dari Saint Nicholas, dilakukan rekonstruksi wajah dari sisa-sisa tulangnya. Semua data dan temuan lainnya digabungkan, hingga mendapatkan penggambaran yang 'ideal' seorang pria tua berusia 60-an tahun dengan mata cokelat dan rambut berwarna abu-abu.
ADVERTISEMENT
Adapun, asal warna merah pada jubah Sinterklas konon merupakan jubah yang dikenakan oleh para uskup yang kemudian mengalami perubahan waktu seiring berjalannya waktu.
Jubah para uskup tersebut sebenarnya memiliki beberapa warna, namun jubah merah-lah yang kemudian identik dengan Sinterklas pada abad ke-19.
Sampai pada akhirnya, penggambaran Saint Nicholas dicitrakan sebagai sosok Sinterklas yang datang di setiap malam Natal dengan mendatangi rumah-rumah untuk mengantarkan hadiah kepada anak-anak.