Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sektor Parekraf Indonesia Tumbuh Positif Jelang Transisi Pemerintahan
20 September 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, mengungkapkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf ) mencatatkan kinerja positif jelang transisi pemerintahan yang baru. Angela menyebut hal tersebut bisa dilihat berdasarkan kunjungan wisatawan , devisa pariwisata, bahkan produk parekraf.
ADVERTISEMENT
"Menjelang transisi pemerintahan sektor parekraf mencatatkan pertumbuhan yang positif. Hingga Juli 2024, sebanyak 7,75 juta wisman, serta lebih dari 598 juta wisatawan Nusantara berhasil kita capai. Perolehan devisa telah mencapai 7,46 miliar dolar dengan nilai tambah ekraf diestimasikan mencapai Rp 749,58 triliun. Nilai ekspor produk kreatif juga telah mencapai 12,36 miliar dolar," ujar Angela, dalam acara pembukaan Wonderful Indonesia Outlook 2024/2025 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (19/9).
Angela mengatakan capaian ini tak hanya menunjukkan sektor parekraf mampu bertahan di tengah kondisi global yang dinamis, tapi dapat terus melangkah maju menyongsong Indonesia yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
"Dalam Expert Survei Outlook Parekraf 2024-2025 yang dirilis hari ini (19/9), menunjukkan bahwa pertumbuhan pariwisata ke depan akan ditentukan oleh stabilitas ekonomi dan pengembangan destinasi yang berkualitas dan inovatif. Sementara pertumbuhan sektor ekraf akan bergantung pada inflasi, kreativitas, dan kolaborasi antar subsektor," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Angela juga menyampaikan tren di sektor pariwisata pada waktu yang akan datang. Menurutnya, tren di sektor pariwisata semakin mengarah kepada perjalanan yang berkesadaran dan berdampak.
"Wisatawan kini cenderung mencari pengalaman yang menginspirasi, memunculkan trip like a local, di mana mereka bisa mengeksplorasi destinasi melalui kacamata warga lokal. Sedangkan tren di sektor ekraf didorong oleh peran media sosial dalam hal promosi dan branding. Nah, menyikapi hal tersebut, ada dua hal yang tidak bisa diabaikan, yaitu keberlanjutan dan teknologi," ujar Angela.
Penyelenggaraan parekraf yang berkelanjutan menurutnya bukan lagi jadi pilihan, tapi perlu diposisikan sebagai kebutuhan yang diutamakan. Di sisi lain, perkembangan teknologi perlu dipandang bukan sebagai substitusi, melainkan peluang baru dan menunjang sektor parekraf yang berkualitas, serra berdaya saing.
Ia pun berpesan untuk jangan pernah melupakan inovasi dan kolaborasi, karena merupakan kunci utama untuk bersaing secara global dan menghadapi tantangan perkembangan teknologi yang pesat.
ADVERTISEMENT
"Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, privat sektor, serta seluruh stakeholder lainnya. Tanpa kolaborasi akan sulit bagi sektor parekraf untuk mencapai target yang telah ditentukan," tutur Angela.
Sektor Parekraf Diharapkan Hasilkan Banyak Cuan dan Lapangan Kerja
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, juga mengapresiasi peluncuran Wonderful Indonesia Outlook (WIO) 2024-2025 yang mengkaji indeks-indeks parekraf. Kegiatan ini diharapkan bisa memberikan banyak masukan atau insight-insight berkualitas dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism).
"Jadi hari ini (19/9), kita launching outlook untuk sektor parekraf yang semakin bersinar di 2025 dengan beberapa kajian indeks parekraf. Ini suatu yang bersejarah, karena sebelumnya belum pernah ada indeks parekraf yang mengukur kinerja saham dari para emiten yang ada di 30 subsektor parekraf," ujar Sandiaga.
Sandiaga pun berharap sektor parekraf bisa membuka lebih banyak lapangan kerja dan menghasilkan keuntungan.
ADVERTISEMENT
"Harapannya tahun depan pariwisata bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang lebih besar, serta bisa mendatangkan cuan kepada masyarakat parekraf Indonesia," pungkas Sandiaga.