Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu tujuan wisata dunia, Venesia sering kali dibanjiri turis. Saking populernya, Kota Gondola itu bahkan harus mengalami overtourism selama beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Karena kesulitan, pemerintah setempat bahkan mengenakan pajak masuk bagi wisatawan, termasuk bagi daytripper (traveler yang hanya jalan-jalan sehari tanpa menginap). Bahkan, kapal pesiar yang biasa mampir di Venesia pun terkadang harus dialihkan rutenya.
Sayangnya, virus corona yang bersumber dari Wuhan, China itu menjadikan salah satu destinasi wisata paling ikonik di Italia itu tampak seperti kota mati. Hal itu terjadi semenjak Italia memberlakukan kebijakan lockdown sejak 9 Maret lalu.
Italia merupakan negara dengan angka kematian virus corona tertinggi kedua di dunia. Dengan angka kematian 24.114 orang, sedangkan per Kamis (23/4), tercatat 187.327 orang yang dinyatakan positif virus corona.
Sejak Italia melakukan lockdown, air di Kanal Venesia yang biasanya keruh dan gelap berubah menjadi jernih. Kondisi tersebut terjadi lantaran kurangnya lalu lintas kapal kargo, kapal pesiar, dan gondola turis yang biasanya beroperasi di lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Independent, selama gondola di kanal Venesia berhenti, penduduk Venesia memanfaatkannya untuk mengangkut bahan makanan. Sebab, selama melakukan lockdown , ibu rumah tangga di wilayah tersebut tidak dapat membeli persediaan makanan ke pasar.
Hal itu membuat Row Venice, sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari para pendayung wanita yang biasanya menjadi gondolier wisatawan, banting stir menjadi pengirim barang gratis. Mereka bekerja sama dengan pertanian dan bisnis lokal untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
Menggunakan gondola, para pendayung wanita itu membawakan pesanan makanan atau belanjaan ke rumah-rumah melewati kanal Venesia yang berliku-liku. Sejak bulan Maret, warga Italia dilarang bepergian dan hanya diperbolehkan keluar rumah untuk pergi ke apotek atau toko kelontong.
ADVERTISEMENT
Risiko tinggi tertularnya virus corona membuat permintaan layanan pengiriman barang meningkat tajam. Melihat kebutuhan itu, Row Venice menawarkan bantuan pengiriman barang tanpa karbon dengan melintasi Kanal Venesia menggunakan gondola.
"Kami menawarkan solusi transportasi ekologis, membantu dalam masa sulit ini, saat kami kembali ke asal kota itu sendiri," kata juru bicara Row Venice.
Selain itu, organisasi nirlaba itu berencana melanjutkan pengiriman barang ramah lingkungan tersebut setelah lockdown di Italia dicabut. Meski kini Kanal Venesia bak kota hantu tanpa wisatawan, mereka berharap ke depannya kanal tersebut akan digunakan menjadi rute pengiriman barang bebas karbon.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT