Selamatkan Pariwisata, Kemenparekraf dan Kemenhub Bidik Pasar Baru di Luar China

13 Februari 2020 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Wishnutama menjelaskan langkah yang akan diambil Kemenparekraf dalam mengatasi virus corona Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Wishnutama menjelaskan langkah yang akan diambil Kemenparekraf dalam mengatasi virus corona Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
ADVERTISEMENT
Jumlah wisatawan asal China menurun seiring dengan mewabahnya virus corona. Dalam rapat koordinasi yang digelar Menteri Perhubungan, Budi Karya bersama dengan Kemenparekraf mengundang berbagai maskapai penerbangan untuk mencari tahu kesulitan dan solusi yang mesti dihadirkan untuk menangani masalah ini.
ADVERTISEMENT
Budi Karya mengakui bahwa ia belum bisa memastikan jumlah kerugian yang terjadi akibat penurunan jumlah wisatawan asal China akibat penutupan penerbangan. Hanya saja ia sempat menyebutkan bahwa ada kemungkinan pengurangan sekitar 30 persen.
"Kita memang tidak bisa memastikan loss itu sendiri. Yang punya problem itu rata-rata yang berhubungan dengan mainland China dan Singapura, yang lain relatif masih baik. Tapi karena penerbangan ini juga ada sebagian yang China, mungkin 30 persen. Mungkin sama seperti kita 30 persen, itu mereka juga suffer. Jadi kira-kira berkurang rata-rata 30 persen," katanya ketika ditemui di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Rabu (13/2).
Wisman memotret orang utan di TN Tanjung Puting Foto: Dok. Kemenparekraf
Oleh sebab itu, Budi Karya bersama dengan Wishnutama dan maskapai penerbangan tengah mencari cara yang tepat untuk menyelamatkan pariwisata maupun stakeholders yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu caranya adalah bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk membuat rute baru ke India, Pakistan, dan Bangladesh. Sebab menurut penuturannya, sebelum virus corona mewabah, ketiga negara tersebut sempat datang untuk meminta connecting flight menuju Indonesia.
"Oleh karenanya, saya minta pada Garuda, Batik, Lion, pada AirAsia, dan sebagainya untuk mencari konektivitas ke Asia Barat. Paling lambat bulan Mei ini akan mereka lakukan (buka rute baru). Karena perencanaan ini kan tidak bisa seketika," katanya.
Hal yang sama diamini Menparekraf Wishnutama Kusubandio. Dalam rakor tersebut ia juga sempat mengatakan berencana untuk melakukan shifting promosi pariwisata Indonesia yang tadinya menyasar China, berubah menjadi Amerika, Eropa, dan negara-negara lainnya untuk mencari potensi pasar yang baru.
Wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan asing menjadi salah satu wujud promosi tersebut. Misalnya saja bekerja sama dengan Eva Air, China Air, dan Japan Airlines yang memiliki rute menuju Amerika.
ADVERTISEMENT
Maraknya penyebaran virus corona membuat penerbangan dari dan menuju China ditutup. Hal itu membuat banyak wisatawan China tak jadi melakukan perjalanan wisata yang salah satunya berdampak bagi Indonesia.
Mengacu pada data Kemenparekraf 2019 lalu, Wishnutama sempat menyebutkan bahwa penurunan jumlah wisatawan China yang datang ke Indonesia bisa mengakibatkan kerugian hingga 2,8 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp 38,2 triliun.