Sembalun Seven Wonders Didorong Jadi Ikon Sport Tourism di Indonesia

7 Mei 2021 11:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kumparan getaway di Bukit Siswa, Sembalun Lawang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
kumparan getaway di Bukit Siswa, Sembalun Lawang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sport tourism (wisata olahraga) diharapkan jadi salah satu motor penggerak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) pasca-pandemi COVID-19. Selain penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, para pelaku pariwisata di Gunung Rinjani berharap bahwa "Sembalun Seven Wonders" dapat didorong sebagai salah satu ikon sport tourism di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat Sembalun itu unik alamnya. Kalau secara geologi sendiri, kaldera-kaldera yang membentuk bukit di Seven Summit itu berdasarkan sejarahnya bentukan dari gunung purba. Menjadikan suguhan pemandangan alam yang indah," kata Yuseta Wanisaritani, perwakilan dari Female Geotourism Guide, seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (7/5).
Ilustrasi pendaki gunung di NTB Foto: Dok. Kemenparekraf
Dalam diskusi dengan Menparekraf Sandiaga Uno, Kamis (6/5) malam di Nusantara Hotel, Sembalun, Lombok Timur, Yuseta mengatakan "Sembalun Seven Summits" merupakan branding yang ditujukan bagi wisatawan yang suka berpetualang, yakni mendaki tujuh puncak yang ada di kawasan Gunung Rinjani.
Tujuh puncak tersebut adalah Bukit Raon Ritif (1.500 Mdpl), Bukit Pergasingan (1.806 Mdpl), Bukit Anak Dara (1.923 Mdpl), Bukit Kondo (1.937 Mdpl), Bukit Lembah atau Gedong (2.200 Mdpl), Bukit Sempana (2.329 Mdpl), dan Gunung Rinjani (3.726 Mdpl).
ADVERTISEMENT
Branding ini pertama kali dicetuskan oleh Komite Sembalun Seven Summits (s7s) pada 25 Oktober 2020.
Pesona keindahan Sembalun Seven Wonders Foto: Dok. Kemenparekraf
Dengan berbasis cerita yang unik tersebut, tentunya dapat menjadi salah satu kekuatan yang bisa dipromosikan kepada wisatawan. Mereka tidak hanya sekadar menikmati sensasi petualangan wisata alam, tapi juga mendapat cerita yang kuat akan destinasi tersebut.
"Kita mau (wisatawan) nggak sekadar untuk berswafoto saja, tapi ada tujuannya. Bisa olahraga, mendaki gunung, mereka bisa menikmati alam yang indah dan unik. Kita mau wisatawan-wisatawan itu stay-nya lama," kata wanita yang akrab disapa Tata itu.
Tata menambahkan, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu upaya yang dapat terus dilakukan guna mendukung pencapaian tersebut. Untuk itu, ia berharap Kemenparekraf/Baparekraf dapat menjalankan program-programnya dalam mendukung peningkatan pariwisata di Lombok Timur.
ADVERTISEMENT
"Kalau pendampingan sangat kami butuhkan. Contohnya (untuk) pemandu pendaki. Di sini banyak yang belum tersertifikasi secara profesi. Jadi kita mau ada standardisasi melalui pendampingan dan pelatihan dan berlanjut ke sertifikasi profesi karena itu penting sebagai bentuk pelayanan bagi wisatawan (mancanegara)," kata Tata.
Sementara itu, berdasarkan data Taman Nasional Gunung Rinjani, jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2016 hingga 2020 sebesar 266.648 orang.
Dari jumlah tersebut, untuk kunjungan pendakian, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 101.854 orang dan wisatawan nusantara 114.022 orang. Sedangkan kunjungan non-pendakian, untuk wisatawan mancanegara sebanyak 1.003 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 49.769 orang.

Sandiaga Uno Dukung Penuh Pengembangan Pariwisata di Lombok Timur

Menparekraf Sandiaga Uno saat bertemu dengan pelaku pariwisata di NTB, Kamis (6/5) Foto: Dok. Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan pihaknya akan totalitas atau all out dalam mendukung pengembangan pariwisata di Lombok Timur, dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Dialog yang dilakukan menjadi salah satu upaya baginya untuk melihat langsung dan menyerap masukan dari para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif.
ADVERTISEMENT
"Dialog ini akhirnya bisa mengidentifikasi beberapa titik temu, pariwisata di Lombok Timur ini khususnya yang berbasis alam dan budaya ini harus menjadi satu sinergi yang berkaitan dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," kata Sandiaga.
Pesona keindahan Sembalun Seven Wonders Foto: Dok. Kemenparekraf
Ia pun mengapresiasi inisiasi destinasi di kawasan ini oleh para pelaku yang menetapkan Destination Management Organization (DMO) berbasis akar rumput (grass root). Karena dilaksanakan oleh masyarakat, dampaknya pun akan langsung dirasakan masyarakat.
"Kita punya Sembalun Seven Summit yang rencananya akan kita genjot menjadi bagian dari sport tourism ke depan. Juga pendampingan UMKM, termasuk fasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi BPOM," kata Sandiaga.
Terakhir, dengan pendampingan dan peningkatan kualitas yang akan dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf ke depan, diharapkan akan semakin memperkuat daya saing di Lombok Timur. Khususnya dalam menyambut gelaran internasional MotoGP tahun depan.
ADVERTISEMENT
"Geopark (Rinjani) sudah tersertifikasi UNESCO tahun 2018. Kita harus sama-sama memastikan keberlangsungan dari Geopark ini. Apalagi akan ada perhelatan besar Superbike dan MotoGP yang harus dapat memberikan multiplier effect ke berbagai lapisan masyarakat," kata Sandiaga.
"Seperti harapan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten, bahwa perhelatan MotoGP harus memberdayakan, menyejahterakan masyarakat. Oleh karena itu UMKM-UMKM harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Itu menjadi pesan kita, dan harapan kita bahwa Lombok segera pulih, segera bangkit dengan pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi lokomotif," pungkas Sandiaga.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)