Sensasi Tur VW Keliling Borobudur Sambil Lihat Pembuatan Madu hingga Kopi Luwak

7 Mei 2023 12:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan yang tengah menikmati VW Tour di kawasan Borobudur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan yang tengah menikmati VW Tour di kawasan Borobudur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Banyak jalan menuju Roma” jadi pepatah yang tepat untuk menggambarkan perjalanan kumparan menikmati indahnya Candi Borobudur. Meski belum bisa menyambangi warisan dunia tersebut secara langsung, kami berhasil menikmati keindahan Borobudur dari sisi yang lain.
ADVERTISEMENT
Lewat familiarization trip (famtrip) Parador Hotel Resort “The Beauty of Magelang and Malang” yang digelar pada 3-7 Mei 2023, kumparan diajak untuk menyusuri keindahan Borobudur sambil keliling naik mobil VW (Volkswagen) warna-warni yang otentik.
Wisatawan yang tengah menikmati VW Tour di kawasan Borobudur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Dari sekian banyak mobil VW yang terparkir, VW kelir biru jadi kendaraan yang menemani perjalanan kumparan. Tak perlu waktu lama, setelah arahan atau briefing selesai, sopir di bagian kemudi langsung memacu kendaraan yang kumparan naiki.
Adapun perjalanan kami dimulai dari Omah Mbudur, salah satu tempat wisata yang berada tidak jauh dari kawasan Taman Wisata Candi Borobudur.
Bersama Rofianto, sopir yang menemani perjalanan kumparan, kami diajak mengelilingi beberapa spot foto dan juga lokasi-lokasi UMKM.
“Di sini ada sekitar 40 UMKM, dan kita akan mengunjungi salah satunya,” katanya.
Wisatawan yang tengah menikmati VW Tour di kawasan Borobudur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Setelah menyusuri area pemukiman warga, tibalah kumparan pada spot foto pertama, yaitu di Lapangan Randu Alas yang berada di Desa Tuksonggu, Borobudur.
ADVERTISEMENT
Spot selfie satu ini menyuguhkan indahnya pemandangan Pegunungan Menoreh, lengkap dengan pepohonan hijau seperti pohon randu hingga cemara.
Indahnya pemandangan membuat kumparan tak kuasa menahan keinginan untuk mengambil foto dengan latar belakang pegunungan. Enggak hanya itu, foto kami pun semakin ciamik dengan VW warna-warni yang terparkir cantik.
Setelah mengabadikan momen beberapa saat, kami pun melanjutkan perjalanan ke tempat pemberhentian berikutnya, yaitu sentra-sentra UMKM.

Melihat Langsung Proses Pembuatan Madu dan Kopi Luwak

Peternakan lebah di Ashfa Madu. Foto: Caroline Pramantie/kumparan
Kumparan diajak untuk melihat langsung proses pembuatan madu asli Magelang yang khas. Di Ashfa Madu Borobudur, kumparan juga diajak untuk mengetahui lebih dalam bagaimana lebah-lebah tersebut mengambil nektar dari bunga, membangun sarang, hingga menghasilkan madu.
Menurut Pengelola Lebah Ashfa Madu Borobudur, Qozin Purnama, lebah yang diternakan adalah lebah hutan atau lebah Apis cerana.
ADVERTISEMENT
“Nah, kebetulan di Borobudur adalah tempat lokasinya tanaman hutan yang cocok untuk lebah-lebah ini, salah satunya adalah pohon kaliandra yang banyak tumbuh di Puncak Menoreh,” kata Qozin.
Peternak Lebah Ashfa Madu Ozin Purnama saat menjelaskan tentang proses pembuatan madu pada Kamis (4/5). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Lebah-lebah tersebut diambil Qozin dari hutan dan diberdayakan. Setelah sarang dan ratu lebah tersebut didapat, mereka kemudian dipindahkan ke dalam kotak atau wadah untuk menghasilkan peternakan.
“Setelah sudah mapan di sini, sekitar satu bulan lebah-lebah ini kemudian diletakkan di vegetasi dekat puncak menoreh, agar menghasilkan madu lebih cepat,” ujar Qozin.
Qozin menambahkan bahwa setiap lebah mampu memproduksi madu yang berbeda-beda, tergantung makanan yang ia peroleh.
“Jadi memang jenis yang diberdayakan lebah hutan. Warna madu setiap daerah beda-beda itu karena makanananya. Misalkan di daerah lain itu buahnya dominan kelapa, biasanya madunya berwarna hitam dan sedikit pahit. Nanti di daerah lain beda lagi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa jenis madu yang dijual di sini, seperti madu bunga kaliandra, madu + bee polen, madu bunga kopi, dan madu hitam.
Peternak Lebah Ashfa Madu Ozin Purnama saat menjelaskan tentang proses pembuatan madu pada Kamis (4/5). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Adapun madu tersebut memiliki manfaat kesehatan, seperti mampu menurunkan kolesterol, mengobati asam lambung, hingga menjaga imun.
Dari mengetahui proses pembuatan madu, kumparan kemudian melanjutkan perjalanan ke spot UMKM lainnya, yaitu Luwak Pawon Coffee. Sama seperti di Ashfa Madu Borobudur, di sini pengunjung enggak hanya bisa menikmati sajian kopi luwak, tapi juga mengetahui prosesnya secara langsung.
Pemilik Pawon Luwak Coffee, Prana Aje, mengungkapkan bahwa UMKM atau tempat kopi miliknya sudah dibuka sekitar 10 tahun lalu. Tempat ngopi miliknya itu enggak hanya menyuguhkan kopi, tetapi juga sebagai wisata edukasi.
“Kopi luwak ini kita buka sejak 11 Desember 2013, dari UMKM kecil dengan nama Pawon Luwak Coffee. Kebetulan di depan itu juga dekat dengan Candi Pawon, biar mengingat namanya juga,” ungkap Prana.
ADVERTISEMENT
“Pawon dalam bahasa Jawa artinya dapur, jadi seperti ini kita sajikan kopi luwak dari dapur. Jadi konsep kita edukasi kepada pengunjung seperti apa kopi luwak itu, dan bagaimana caranya membuat kopi luwak itu dan seperti apa hewannya. Itu ada di sini,” lanjutnya.
Kopi luwak yang sedang dijemur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Ada dua jenis kopi yang saat ini bisa dinikmati di Pawon Luwak Coffee, yaitu arabica dan robusta.
“Satu cup kita jual Rp 25 ribu (arabica) dan robusta Rp 20 ribu,” tutur Prana.
Kumparan pun mencicipi salah satu kopi yang dijual di sana. Arabica adalah signature yang wajib dicoba.
Selain aromanya yang harum, kopi ini sangat cocok buat kamu yang pengin merasakan keotentikan sebuah kopi.
Pemilik Pawon Luwak Coffee, Prana Aje. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Enggak hanya menikmati kopi, pengunjung juga bisa membeli kopi arabica atau robusta yang dijual di dalam kemasan. Untuk harga kopi arabica, satu onsnya dibanderol sekitar Rp 400 ribu dan Robusta Rp 200 ribu.
ADVERTISEMENT

Wisata ke Rumah Jamur

Jamur Borobudur, salah satu UMKM lokal di kawasan Borobudur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Jamur Borobudur menjadi penutup rangkaian perjalanan VW Tur Borobudur kumparan. Masih berada di kawasan Borobudur, UMKM satu ini berlokasi di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Keunikan Jamur Borobudur adalah pengunjung bisa menyaksikan langsung budidaya jamur lingzhi, jamur tiram, hingga jamur kuping.
“Jamur lingzhi bisa dipakai untuk obat-obatan seperti diminum untuk pengobatan kanker, menjaga imun, awet muda, hingga menghilangkan depresi,” ujar Eka Yuliana, guide Jamur Borobudur.
Salah satu staf Jamur Borobudur yang tengah memberikan penjelasan ke pengunjung tentang budidaya jamur. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Karena bermanfaat untuk pengobatan, jamur lingzhi memiliki harga yang cukup mahal, yaitu sekitar Rp 80 ribu setiap 100 gramnya.
Menariknya, di sini kamu juga bisa menikmati berbagai makanan olahan jamur, seperti bakso, sate, hingga oleh-oleh yang terbuat dari jamur.
ADVERTISEMENT
Untuk sate jamur tiram dibanderol dengan harga Rp 5 ribu, sedangkan bakso jamur tiram dan jamur kuping seharga Rp 10 ribu.
Tertarik juga plesiran seperti yang kumparan lakukan?
Untuk yang pengin tur VW seperti kumparan, kamu bisa melakukan pemesanan secara langsung lewat komunitas VW Borobudur Star atau booking melalui hotel Atria Magelang yang terletak di Tidar Selatan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tarifnya sendiri dibanderol mulai dari Rp 450 ribu.