Seramnya Bangunan Bekas Sekolah dan RS Ini, Banyak Peristiwa Tragis

2 November 2022 14:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah hantu. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah hantu. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap negara pasti punya bangunan yang di baliknya memiliki cerita mistis yang cukup menyeramkan. Sama halnya di Pantai Timur, ada salah satu lokasi yang memiliki aktivitas paranormal paling aktif.
ADVERTISEMENT
Bahasa kerennya, tempat ini menjadi tempat "nongkrong" para hantu yang konon katanya, dulunya mereka adalah siswa dan pasien-pasien. Menurut laporan, orang yang mengunjungi tempat ini bisa merasakan sosok bayangan, benda melayang, dan penampakan.
Tempat itu bernama Sanatorium St. Albans. Saat berkunjung ke sana, para turis akan disuguhkan dengan banyak mainan rusak, kursi roda tua, hingga keadaan yang tak terawat.

Cerita Mengerikan di Balik Bangunan Sanatorium St. Albans

Ilustrasi rumah hantu. Foto: Shutter Stock
Ternyata di balik keadaan yang tak terawat itu, ada cerita yang mengerikan dan menyeramkan. Dulunya, tempat ini merupakan sekolah anak laki-laki Lutheran yang megah.
Namun, meskipun bangunan itu mungkin megah, tetapi menjadi tempat yang mengerikan untuk pergi ke sekolah. Begitu banyak intimidasi dan lingkungan yang tidak tertahankan bagi para siswa, sehingga beberapa orang melakukan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Travel, walaupun bangunan itu mungkin megah, tetapi akan menjadi hal buruk bagi anak-anak Lutheran saat dikirim orang tuanya untuk belajar di sana.
Sekolah tersebut terkenal kompetitif dan bahkan mendorong intimidasi di antara anak-anak Lutheran. Bisa dibilang sekolah itu memiliki lingkungan yang toxic, sehingga sejumlah siswa melakukan bunuh diri selama bertahun-tahun.
Akhirnya sekolah tersebut ditutup. Namun, hal itu bukan akhir dari cerita yang menyeramkan. Bangunan ini kembali dibuka pada tahun 1916 sebagai rumah sakit jiwa.
Saat menjadi rumah sakit jiwa, tempat ini menawarkan arena bowling, taman atap, dan pertanian kecil, rasanya untuk sebuah rumah sakit jiwa itu bukanlah hal yang wajar.
Pasien yang miskin dan rentan akan dilecehkan dan mengalami perawatan eksperimental yang tidak manusiawi. "Perawatan" ini sering membuat mereka cacat permanen atau bahkan mengakibatkan kematian (seperti dari lobotomi).
ADVERTISEMENT
"Terapi" lainnya termasuk kejutan listrik, dibungkus dan dicelupkan ke dalam air dingin, atau dibiarkan berendam selama berhari-hari di bak selama sesi "hidroterapi" rutin.
Selama menjadi rumah sakit jiwa, pihak rumah sakit menerima ribuan pasien yang tidak siap untuk dikelola. Pada satu titik di tahun 1945, hanya ada 48 staf untuk 6.509 pasien. Akhirnya, rumah sakit jiwa ini ditutup pada 1990-an.