Singapura Mulai Sambut Kedatangan Turis Australia dan Vietnam
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir TTG Asia, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) mengatakan bahwa kedua negara dianggap memiliki sistem pengawasan kesehatan masyarakat yang komprehensif. Selain itu, kedua negara juga telah berhasil mengendalikan penyebaran virus corona sehingga memperkecil kemungkinan adanya kasus impor.
Mulai 1 Oktober, turis dari Australia dan Vietnam diminta untuk mengajukan Air Travel Pass atau izin masuk Singapura. Skema Air Travel Pass memungkinkan semua bentuk perjalanan jangka pendek, termasuk untuk keperluan berlibur. Skema ini berbeda dengan jalur perjalanan antarnegara yang umumnya hanya untuk keperluan bisnis dan perjalanan resmi.
Selanjutnya, mereka akan diizinkan menginjakkan kaki di Singapura mulai 8 Oktober lalu. Setiap turis dari kedua negara tersebut harus tetap berada di negara mereka dalam 14 hari sebelum keberangkatannya ke Australia.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, semua turis diharuskan untuk menjalani tes swab ketika tiba di Singapura. Jika hasil tes negatif, maka mereka bisa langsung menghabiskan waktu berlibur dengan diharuskan mengunduh aplikasi TraceTogether selama berada di sana.
Setelah melalui puncak penyebaran pada Juli, Vietnam tercatat sudah tidak memiliki penambahan kasus COVID-19 selama sebulan terakhir. Australia (kecuali negara bagian Victoria) juga memiliki tingkat insiden kasus yang rendah, yaitu hanya 0,02 persen per 100 ribu penduduk. Otoritas penerbangan Singapura pun menilai risiko kasus impor dari kedua negara itu rendah.
Singapura juga akan memperbarui travel advisory untuk mengizinkan perjalanan ke Australia, tidak termasuk negara bagian Victoria dan Vietnam, kata CAAS. Turis diimbau untuk memeriksa persyaratan masuk yang diberlakukan oleh negara-negara ini dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut menyusul pencabutan pembatasan yang dilakukan oleh Singapura untuk turis dari Brunei Darussalam dan Selandia Baru bulan lalu.
Menteri transportasi Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan bahwa pembukaan kembali secara pihak kedatangan turis dari Brunei dan Selandia Baru merupakan langkah 'kecil dan hati-hati' untuk menghidupkan kembali Bandara Changi.
"Mereka (Vietnam dan Australia) mengapresiasi keputusan Singapura, dan jika kondisinya tepat saya yakin mereka akan mempertimbangkan untuk membalas pencabutan pembatasan bagi pelancong dari Singapura," katanya.
Peluang masuknya COVID-19 ke Singapura dari Australia juga dinilai rendah, karena Negeri Kanguru bukan hanya melarang orang asing masuk, tapi juga melarang warga negaranya ke luar negeri, kecuali mengajukan permohonan pengecualian.
Namun, hingga kini Singapura belum mengizinkan warga negara Indonesia untuk masuk negaranya. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, mengatakan pihaknya dan Kementerian Luar Negeri tengah memproses pengurusan pembukaan akses perjalanan terbatas lewat Travel Corridor Arrangement (TCA). Dengan TCA, warga dari dua negara bisa masuk dengan ketentuan khusus.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona ).