Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Sisi Gelap Burj Khalifa: Gedung Mewah Tertinggi Dunia tapi Tak Punya Septic Tank
5 Desember 2022 8:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Dikenal sebagai gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa menjadi salah satu tempat yang ingin disambangi setiap traveler , meski sekali seumur hidup. Menjulang setinggi 828 meter, Burj Khalifa tak hanya dikenal sebagai gedung tertinggi di dunia tetapi juga bangunan mewah dengan beragam fasilitas.
ADVERTISEMENT
Dibangun dengan biaya sekitar 130 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 2 kuadriliun, sejatinya Burj Khalifa menjadi bangunan yang sempurna tanpa cela. Hanya saja, sebaik-baiknya karya manusia, pasti tidak ada yang sempurna. Nyatanya, ada satu sisi gelap yang dimiliki Burj Khalifa.
Ya, Burj Khalifa ternyata tidak memiliki septic tank atau tempat pembuangan kotoran. Sedikit ironis, bukan?
Dilansir Daily Star, di balik kemegahan yang ditampilkannya, Burj Khalifa nyatanya harus bergantung dengan truk-truk pengangkut kotoran yang datang secara rutin untuk membersihkan sampah dari gedung tersebut.
Coba bayangkan kumpulan tinja seberat 15 ton harus diangkut keluar dari gedung 160 lantai ini menggunakan truk setiap harinya. Pemandangan truk berwarna oranye yang konvoi untuk membawa kotoran manusia, seolah-olah jadi pemandangan yang biasa.
Perjalanan pun tak berhenti sampai di sini. Untuk pembuangan ke tempat pemrosesan kotoran, truk-truk tersebut harus mengantre sangat panjang dan dapat memakan waktu hingga 24 jam.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang membuat Burj Khalifa disebut-sebut sebagai salah satu gedung dengan sistem sanitasi yang buruk.
Lantas, kenapa tidak ada tempat pembuangan di Burj Khalifa?
Alasan Burj Khalifa Belum Memiliki Tempat Pembuangan
Arsitek yang mendesain Burj Khalifa, Adrian D. Smith, bukan sengaja tak membuat sistem sanitasi atau saluran pembuangan septic tank. Akan tetapi, pembangunan Burj Khalifa yang tanpa septic tank memanglah dibuat demikian.
Alasannya karena krisis yang terjadi pada tahun 2008 silam. Ketika Burj Khalifa selesai dibangun, Dubai terkena dampak krisis yang cukup besar. Karena itulah, pengembang memutuskan untuk tidak membuat sistem saluran pembuangan ke kota.
Ditambah lagi, saat itu sistem sanitasi di sekitar gedung juga mengalami kerusakan. Jika saat itu Burj Khalifa tetap kekeh untuk membangun saluran pembuangan, maka biaya yang dibebankan semakin besar dan penyelesaian gedung juga akan mundur dari yang sudah dijadwalkan.
ADVERTISEMENT
Pihak pengembang meyakini dengan mengangkut kotoran manusia setiap hari menggunakan truk adalah cara yang mudah dan murah.
Hanya saja, hal tersebut kini jadi masalah, karena gedung yang dihuni 35 ribu orang tersebut menghasilkan sampah belasan ton per hari. Pengangkutan kotoran setiap hari menggunakan truk juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Karena itulah, akhirnya Burj Khalifa memiliki rencana untuk membangun kembali sistem pembuangan limbah atau septic tank. Pembangunan septic tank tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, karena diperkirakan baru selesai pada tahun 2025 mendatang.