Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
So Heng Tai Mansion, Rumah Berusia 200 Tahun yang Ditolak Dijual Rp 949 Miliar
17 April 2020 14:00 WIB
ADVERTISEMENT
Tinggal di rumah mewah dengan arsitektur bangunan yang modern mungkin menjadi idaman semua orang. Namun, bagaimana jika kamu menghuni rumah tua dengan ornamen klasik yang berusia lebih dari satu abad lamanya?.
ADVERTISEMENT
Rumah leluhur keluarga Sino-Thai yang memiliki bangunan gaya Hokkien gaya klasik Thailand ini, merupakan rumah tertua di Thailand. Rumah yang disebut sebagai So Heng Tai Mansion ini dibangun pada zaman kerajaan Siam oleh penduduk asli Provinsi Fujian di China 200 lalu.
Pemilik rumah yang merupakan pedagang kaya asal China itu membangun rumah besar tersebut di Sungai Chao Phraya sekitar awal abad ke-19. Meskipun belum diketahui secara pasti usia rumah tersebut, keluarga Sino percaya bahwa rumah nenek moyang mereka merupakan tempat tinggal pribadi tertua di Thailand.
Dilansir South China Morning Post, baru-baru ini seorang taipan asal China-Thailand menawarkan untuk membeli rumah tersebut seharga 2 miliar baht atau sekitar Rp 949 miliar. Namun, pemilik rumah sekaligus pewaris rumah tersebut menolak untuk menjual rumah antik Thailand tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya adalah generasi kedelapan di keluarga ini yang tinggal di rumah ini. Bukan hanya itu, saya pun dibesarkan di rumah itu. Itu (rumah) adalah warisan saya," Poosak Posayachinda, putra tertua pemilik rumah.
Rumah warisan nenek moyang itu ditempati oleh perempuan berusia 76 tahun dan tiga orang anaknya. Rumah yang dibangun di atas bidang tanah seluas 1.600 meter persegi itu berada di tepi sungai di distrik bersejarah Talat Noi.
Saat memasuki rumah tersebut, kamu akan melihat cermin feng shui yang dipajang oleh pemilik rumah sebagai jimat pelindung. Simbol keberuntungan dan lukisan dinding dengan relief porselen pecah dari dewa berjubah juga menghiasi rumah berusia dua abad itu.
Rumah itu berbentuk kuil China yang diapit oleh lentera hias. Bagian dalam rumah tersebut didominasi dengan arsitektur China kuno yang mewah. Di sekitar bangunan rumah ada tiga bangunan yang memanjang berlantai dua.
ADVERTISEMENT
Bangunan yang berbentuk U di area rumah itu mengelilingi kolam renang. Meski mewah dan antik, rumah itu kini telah usang karena tak terawat. Bahkan pihak keluarga pun mengaku tidak memiliki uang yang cukup untuk melakukan perawatan rumah tersebut.
"Selalu ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Sedikit di sini, sedikit di sana. Meskipun rumah ini adalah beban besar buat kami, tapi tinggal dan memiliki rumah ini adalah hak istimewa,'' kata Poosak.
Poosak mengatakan bahwa lebih dari 12 kamar yang ada di dalam rumah tersebut hancur dan tak layak pakai lagi. Beberapa ruangan yang ada di lantai dasar pun hancur dan menjadi gudang penyimpanan barang tak terpakai.
Bangunan tua tersebut semakin rapuh setelah banjir bandang menghantam kediaman keluarga Sino-Thai pada tahun 2011. Kala itu, bangunan tersebut digenangi air banjir setinggi dada orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Bahkan, karena tak ada lagi ruangan yang bisa ditempati, Posak dan keluarganya tinggal di sebuah ruangan di area rumah tersebut yang dibangun di dekat sungai.
Wilayah bersejarah Talat Noi kini telah berubah menjadi pusat metropolitan Thailand. Di mana rumah-rumah tua di lingkungan itu diubah menjadi wisma, galeri seni, dan Cafe.
Kini, rumah tua milik keluarga Sin-Thai itu dibuka menjadi tempat wisata. Wisatawan yang ingin memasuki area rumah tersebut, harus membeli tiket berupa minuman yang dijual penghuni rumah.
Tidak hanya itu, So Heng Tai Mansion juga kerap dijadikan lokasi pembuatan film dan drama televisi, yang mengambil latar belakang cerita hunian penduduk China tempo dulu.
Sementara itu, walaupun selalu berpenghuni, Poosak mengungkapkan bahwa rumah ini berhantu dan kerap terjadi kejadian menakutkan di malam hari. Bukan hanya hantu, ia mengatakan bahwa banyak ular yang mengintai rumahnya dan memakan dua ekor anjing peliharaannya.
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!