Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Struktur Beton di Bandara Muan Bakal Dihilangkan Buntut Kecelakaan Jeju Air
31 Januari 2025 9:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Selatan bakal menghancurkan struktur beton yang berada di ujung landasan pacu Bandara Internasional Muan, Korea Selatan. Hal tersebut dilakukan, buntut kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pesawat Boeing 737-800 yang terbang dari Thailand menuju Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 itu mengalami kecelakaan ketika berusaha mendarat darurat, usai menabrak burung dan meledak setelah menabrak penghalang beton.
Kecelakaan itu merupakan bencana penerbangan terparah di Korea Selatan, menewaskan 179 orang dari 181 penumpang dan kru.
Pagar beton yang ada di ujung landasan pacu tersebut merupakan bagian dari localizer, atau antena yang dirancang untuk memandu pesawat dengan aman selama pendaratan. Meski demikian, beberapa ahli dan pengamat perjalanan mengatakan struktur beton itu kemungkinan memperburuk kecelakaan pesawat Jeju Air, meskipun insiden tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Banyak pengamat yang menyayangkan struktur itu seharusnya dibuat dengan bahan yang lebih ringan, sehingga bisa hancur lebih mudah saat terjadi benturan.
ADVERTISEMENT
Struktur Beton Akan Dipindahkan atau Dihancurkan
Buntut insiden kecelakaan tersebut, Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya akan memindahkan struktur itu, dan membuatnya dari bahan yang mudah pecah.
Mereka juga mengatakan akan mendorong pemindahan, atau penyesuaian di fasilitas serupa di enam bandara di seluruh Korea Selatan.
Insiden kecelakaan pesawat Jeju Air hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Seorang pejabat Korea Selatan mengatakan, kotak hitam atau black box pesawat yang berhenti merekam kejadian sekitar empat menit sebelum kecelakaan, mempersulit penyelidikan terkait penyebab insiden tersebut.
Penyelidik mengatakan bahwa ATC memperingatkan pilot tentang kemungkinan tabrakan burung dua menit sebelum pesawat mengeluarkan sinyal marabahaya yang mengonfirmasi bahwa telah terjadi tabrakan burung, setelah itu pilot mencoba melakukan pendaratan darurat.
ADVERTISEMENT