Studi Terbaru: Risiko Terpapar COVID-19 di Penerbangan Diklaim Hanya 0,1 Persen
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Industri penerbangan menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19 . Meski demikian, penerbangan dinilai sebagai salah satu moda transportasi yang paling aman dari COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, hal tersebut terungkap dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Mayo Clinic, yang bekerja sama dengan maskapai Amerika Serikat, Delta Airlines. Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa risiko penyebaran di pesawat diklaim hanya 0,1 persen, jika seluruh penumpangnya telah melewati tes COVID-19.
Untuk membuktikan hal tersebut, para peneliti melakukan studi dengan metode peer-review terbaru. Pihaknya menggunakan data dari 10 ribu penumpang maskapai Delta yang melakukan perjalanan antara Bandara John F Kennedy, Atlanta, New York, menuju Bandara Fiumicino di Italia.
Hal ini dilakukan untuk menyimpulkan tes molekuler tunggal (RT-PCR) yang dilakukan dalam waktu 72 jam keberangkatan. Hasilnya, hal tersebut dapat menurunkan tingkat penyebaran COVID-19 di pesawat antara penumpang satu dan yang lainnya.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa dari 10.000 penumpang yang dites, berhasil menurunkan risiko penyebaran COVID-19 hingga 99,5 persen atau 0,5 persen atau 5 dari 10.000 penumpang. Sedangkan, jika dibandingkan dengan 1 per 100 orang, yaitu risiko penyebaran COVID-19 hanya 1,1 persen.
ADVERTISEMENT
"Ketika Anda menggabungkan tingkat infeksi yang sangat rendah di dalam penerbangan (dengan pengujian COVID-19), jika penumpang memakai masker dan teknologi penyaringan udara (di pesawat), risiko penyebaran COVID-19 lebih rendah," kata Dr Henry Ting, Kepala Petugas Kesehatan Delta Airlines.
Henry menambahkan, studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Mayo Clinic Proceedings ini menyebut bahwa risiko penyebaran COVID-19 juga akan lebih kecil seiring dengan proses vaksinasi yang dilakukan di dunia.
"Angka-angka ini akan meningkat lebih lanjut karena tingkat vaksinasi meningkat dan kasus baru menurun di seluruh dunia," ujar Henry.
"Kita akan hidup dengan varian COVID-19 untuk beberapa waktu," pungkasnya.
***
(Punya pertanyaan seputar vaksin? Cek Vaksinesia.com )