Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Suasana Romantis Pendopo Banyuwangi di Malam Hari
12 Juli 2017 19:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengadakan ajang Ijen Green Run pada 23 Juli mendatang. Lewat ajang ini masyarakat diajak untuk merasakan pengalaman berlari dengan rute alam bebas di kaki Gunung Ijen.
ADVERTISEMENT
Para peserta Ijen Green Run akan melewati lembah, lereng curam, tanjakan, dan area persawahan. Dibeberapa titik pelari bisa menikmati suasana pedesaan dan perkebunan yang indah.
Tak hanya menawarkan keindahan alam, Banyuwangi juga punya tempat-tempat dengan keindahan arsitektur modern. Sebut saja Pendopo Shaba Swagata Blambangan. Lokasi nya tidak jauh dari Bandara Blimbingsari. Kira-kira 30 menit dengan menggunakan mobil.
Kompleks pendopo yang dibangun sejak tahun 1771 tersebut adalah rumah dinas Bupati Banyuwangi. Biasanya digunakan untuk menerima tamu kedinasan. Di bagian depan pendopo, terdapat aula terbuka yang bisa menampung ratusan orang dan sering dijadikan tempat acara-acara resmi Pemda Banyuwangi.
Dan beruntungnya pendopo ini terbuka untuk para wisatawan.
Untuk bisa menikmati kesan romantis yang dipancarkan oleh lampion-lampion mahakarya arstitek papan atas Adi Purnomo, Andra Matin, Yori Antar, Budi Pradono, serta Ahmad Djuhara kamu dianjurkan untuk datang di malam hari.
Untuk menunjang kesan romantis dari lampion-lampion ini, penjaga pendopo dengan senang hati akan menceritakan kisah cinta legenda Banyuwangi yang terkenal.
ADVERTISEMENT
Di halaman belakang terdapat sumur tua, konon, sumur tua itu adalah tempat Sri Tanjung ditenggelamkan oleh Sidopekso. Alasan Sri Tanjung ditenggelamkan oleh sang suami karena Sidopekso percaya Sri Tanjung bermain api ketika Sidopekso tengah mengembankan tugasnya.
Sidopekso tidak menerima penjelasan apapun dari Sri Tanjung, hingga Sri Tanjung memutuskan untuk menenggelamkan dirinya ke sumur itu. Sang istri mengatakan, jika ia meninggal dengan wangi harum maka dia tidak berselingkuh, dan ternyata wangi harum menyerbak.
Menurut cerita dari Firman si penjaga Pendopo, air dari sumur dapat mengeluarkan wangi harum, namun kadang kala dapat berbau anyir. Masyarakat percaya bahwa air tersebut dapat dijadikan obat dan untuk awet muda. Selain itu, bagi mereka yang masih lajang, air tersebut dapat mempercepat untuk dapat jodoh.
ADVERTISEMENT
Firman juga bercerita wangi harum air sumur itu akan tercium setiap malam Jumat Legi, namun harus berhati-hati ada hal-hal mistik yang terjadi setiap Jumat Legi tiba. "Sering dengar yang menangis di pojok sana," tutur Firman sambil menunjuk pojokan sumur tua itu. Entah benar atau hanya khayalan Firman, tapi itulah yang dipercaya warga sekitar.
Penasaran dengan suasana di pendopo? Kamu bisa berkunjung ke sana gratis dengan mengikuti program kumparan getaway di kumparan pada tanggal 22-24 Juli mendatang. Daftarkan segera diri kamu untuk mendapatkan kesempatan menikmati indahnya kota Banyuwangi sambil puas berwisata kuliner. Yuk, ikutan!
Informasi lengkap soal program ini bisa diakses di sini.