Survei IATA: 70 Persen Wisatawan Keberatan dengan Mahalnya Biaya Tes COVID-19

4 Agustus 2021 10:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tes PCR menjadi salah satu syarat utama perjalanan selama pandemi, namun kenyataannya banyak wisatawan yang keberatan dengan mahalnya biaya tes COVID-19. Hal itu terungkap dalam survei terbaru yang dilakukan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).
ADVERTISEMENT
Dilansir Japan Today, dalam survei terbarunya, IATA menyebut bahwa 70 persen wisatawan merasa terbebani dengan biaya test COVID-19. Selain masalah biaya, tes COVID-19 juga menjadi penghalang utama dan menimbulkan ketidakpastian dalam melakukan perjalanan.
Ilustrasi wisatawan di bandara Foto: Dok. Pegipegi
Selain itu, 78 persen di antaranya menyatakan bahwa seharusnya pemerintah dapat menanggung biaya pemeriksaan yang wajib.
Walau demikian, dari sekian banyak responden, 86 persennya sepakat bahwa mereka bersedia untuk melakukan tes COVID-19 sebagai salah satu syarat perjalanan.
"IATA mendukung pemeriksaan COVID-19 sebagai jalan untuk membuka kembali perjalanan internasional. Namun, dukungan yang kami berikan bukanlah tanpa syarat. Selain dapat diandalkan, pemeriksaan harus bisa diakses, terjangkau, dan sesuai dengan tingkat risiko," ujar Willie Walsh, Direktur Jenderal IATA.
Ilustrasi bandara Foto: Pixabay
IATA pun mendesak pemerintah turun tangan dalam mengatasi tingginya harga tes COVID-19 di berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT
Walsh pun menyarankan agar pemerintah mengadaptasi panduan terharu dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wisatawan yang sudah divaksinasi penuh dibebaskan dari kewajiban tes COVID-19. Selain itu, pihaknya juga meminta agar tes antigen bisa digunakan sebagai alternatif tes yang lebih terjangkau dibandingkan tes PCR.
Petugas lab menyiapkan sampel sebelum pengujian virus corona (COVID-19). Foto: Cooper Neill/REUTERS
Menurut IATA, tes antigen bisa jadi alternatif pertama dalam pengujian wisatawan sebelum melakukan perjalanan. Sedangkan, tes PCR bisa dilakukan untuk tes lanjutan saat penumpang terkonfirmasi positif COVID-19.
Sebab, dengan harga 10 dolar AS atau sekitar Rp 144 ribu per tes, tes antigen dinilai bisa meringankan biaya perjalanan wisatawan. Meski demikian, pihaknya meminta pengujian semacam ini harus disesuaikan dengan tingkat ancaman atau negara itu sendiri.
London, Inggris, salah satu destinasi pilihan traveler canggih. Foto: Shutterstock
Di Inggris misalnya, Layanan Kesehatan Nasional mencatat dari 1,37 juta pengujian yang dilakukan terhadap pendatang dari negara-negara yang masuk daftar kuning. Hanya satu persen hasilnya yang positif dalam empat bulan.
ADVERTISEMENT
Sementara, kasus positif COVID-19 yang terdeteksi dari populasi umum setiap hari hampir tiga kali lipatnya.
"Data dari pemerintah Inggris mengkonfirmasi bahwa pelancong internasional berisiko rendah mengimpor COVID-19 dibandingkan tingkat infeksi yang ada di dalam negeri itu," tutur Walsh.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)