Survei: Setahun Pandemi, 99,9 Persen Traveler Utamakan Kebersihan Saat Traveling

3 September 2021 14:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi traveler di bandara menggunakan masker Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi traveler di bandara menggunakan masker Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 di Indonesia yang berjalan lebih dari satu tahun tak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga perilaku traveler saat traveling. Hal ini terungkap berdasarkan survei yang dilakukan oleh platform Online Travel Agent (OTA) Pegipegi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan, Jumat (3/9), Pegipegi melakukan survei kepada lebih dari 1.000 pelanggan pada 22-29 Juli 2021.
Ilustrasi wisatawan yang sedang traveling di tengah pandemi Foto: Dok. Pegipegi
Survei ini dilakukan untuk mengetahui kebiasaan traveling masyarakat setelah lebih dari satu tahun pandemi. Mulai dari adaptasi, preferensi, hingga kebiasaan baru yang muncul untuk melakukan traveling secara aman saat pandemi.
Hasil survei ini memperlihatkan banyak temuan menarik dari kebiasaan baru wisatawan. Di tengah pandemi ini, empat dari lima orang yang melakukan traveling selama pandemi sudah melakukan vaksinasi minimal dengan dosis pertama.
Ilustrasi traveling sendirian ke pantai Foto: Shutter Stock
Selain itu, survei tersebut juga mengungkap perbedaan tujuan traveling tiap wisatawan. Sebanyak 63 persen responden memilih berwisata, lalu dilanjutkan oleh kunjungan keluarga sebesar 50 persen dan sisanya merupakan perjalanan bisnis.
ADVERTISEMENT
Kemudian, terkait pemilihan destinasi wisata, sebanyak 87 persen responden memilih luar kota sebagai destinasi traveling-nya. Sedangkan, 38 persennya memilih traveling di dalam kota dan hanya 3 persen responden memilih destinasi luar negeri.

Aspek Kebersihan Jadi yang Utama Saat Traveling

Ilustrasi kamar hotel Foto: Dok. Teraskita Hotel
Kemudian, hal menarik berikutnya adalah perubahan kebiasaan traveler dalam memilih transportasi sebelum dan setelah pandemi.
Sebelum pandemi, pertimbangan terbesar dalam memilih transportasi adalah harga serta kenyamanan. Namun setelah pandemi, pertimbangan pertama merupakan bagaimana transportasi tersebut menerapkan protokol kesehatan, lalu disusul oleh harga, dan kenyamanan.
Pola yang sama juga dapat terlihat dari alasan pemilihan hotel yang turut berubah. Sebelum pandemi, poin utama yang dipertimbangkan adalah harga lalu disusul oleh lokasi dan fasilitas.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di masa pandemi, masyarakat lebih mengutamakan hotel yang menerapkan protokol kesehatan, disusul oleh harga, dan pemilihan area yang minim kasus COVID-19. Fakta ini memperlihatkan bahwa harga tidak lagi menjadi prioritas utama saat memesan transportasi serta akomodasi.
Ilustrasi staycation Foto: Unsplash/Bruno van der Kraan
Dari perubahan ini, dapat dibuktikan terdapat behaviour shifting (perubahan kebiasaan) ketika melakukan traveling. Ditemukan bahwa 99,9 persen kebiasaan baru masyarakat selama pandemi adalah memperhatikan kebersihan di hotel atau destinasi wisata.
Fakta ini dibarengi dengan kebiasaan baru masyarakat yang paling sering dilakukan saat traveling yaitu, memperhatikan kebersihan dengan mencuci tangan, sanitasi barang serta mandi saat sampai hotel (81 persen). Disusul oleh kebiasaan untuk selalu membawa hand sanitizer (61 persen) dan melakukan 5M (58 persen).
ADVERTISEMENT
Selain perubahan behavior ketika berada pada lokasi destinasi, perubahan ini juga dapat terlihat dari pemanfaatan fitur dalam OTA.
Fitur yang dianggap paling penting oleh masyarakat selama traveling di kala pandemi adalah tiket yang bisa di-refund (66 persen), kemudian tiket yang bisa di-reschedule (62 persen), dan tiket dengan harga promo (62 persen)

Mereka yang Masih Enggan Traveling

Ilustrasi tamu hotel bersantai di sofa Foto: Shutter Stock
Terlepas dari masyarakat yang masih melakukan traveling di tengah pandemi, terdapat juga mereka yang masih enggan untuk bepergian. Sebanyak 38 persen responden memilih untuk tidak melakukan traveling. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran yang tinggi.
Meskipun mayoritas sudah melakukan vaksinasi, namun masih ada rasa takut terpapar COVID-19 ketika melakukan perjalanan.
Hal ini menjadi menarik karena mereka yang masih enggan melakukan traveling ternyata telah melakukan vaksinasi minimal sebanyak satu dosis. Peran multi-stakeholder menjadi penting untuk dapat memberikan jaminan keamanan dan higienitas akan sangat berpengaruh dalam menciptakan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat yang masih enggan traveling.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, pandemi ini memang membawa perubahan dalam sektor pariwisata. Mulai dari preferensi masyarakat hingga behavior.
Tentunya perubahan ini harus disikapi dengan bentuk-bentuk adaptasi baru yang dapat membawa keamanan dan kenyamanan dalam bepergian selama masa pandemi.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)