Susul Tokyo dan Osaka, Destinasi Wisata Populer Okinawa Juga Darurat COVID-19

29 Mei 2021 10:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Okinawa di Jepang Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Okinawa di Jepang Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pada Jumat (21/5) Perdana Menteri Jepang, Suga Yoshihide, telah mengumumkan bahwa Prefektur selatan Okinawa masuk ke dalam kategori keadaan darurat virus COVID-19. Tujuan wisata populer itu sedang berjuang melawan lonjakan kasus terburuk sejak pandemi dimulai.
ADVERTISEMENT
Yoshihide mengatakan keadaan Okinawa menjadi darurat akibat varian corona terbaru. "Kami memutuskan untuk menambahkan Okinawa ke keadaan darurat karena jumlah kasus virus corona baru, terutama di kalangan anak muda, telah melonjak, dan tingkat hunian tempat tidur rumah sakit tetap tinggi,” ujarnya.
Dilansir NHK, kebijakan itu dilakukan ketika pihaknya menghitung kasus harian Okinawa yang mencapai sebanyak 200 orang lebih setiap harinya. Hal itu merupakan kasus harian dengan rekor tertinggi yang terjadi di Okinawa.
Menurutnya, Okinawa akan memperketat wilayahnya melalui langkah-langkah yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Jepang agar virus COVID-19 cepat mereda dan dapat teratasi dengan baik. Adapun pengetatan tersebut akan berlangsung hingga 20 Juni mendatang.
Pemandangan di Pulau Okinawa Foto: Shutter Stock
Beberapa langkah yang dilakukan adalah penutupan bar dan restoran, serta membatasi acara-acara yang menimbulkan kerumunan. Mereka juga akan meminta pusat perbelanjaan dan klub olahraga untuk tutup pada pukul 20.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk wilayah Tokyo, Osaka dan tujuh prefektur lainnya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam keadaan darurat, rencananya akan berlangsung hingga akhir Mei.
Dalam perkembangan lainnya, Menteri Kesehatan Jepang telah resmi menyetujui dua lagi vaksin virus corona, Moderna dan AstraZeneca. Suntikan Moderna sudah diberikan di lokasi vaksinasi skala besar yang akan dibuka di Tokyo dan Osaka sejak Senin (24/5) lalu.
Tetapi, menurut Yoshihide, vaksin berupa AstraZeneca tidak akan digunakan dalam program inokulasi publik untuk saat ini, karena berisiko pembekuan darah yang sangat jarang terjadi.
Untuk itu, pejabat kesehatan berencana untuk dengan hati-hati memutuskan kelompok usia apa yang dapat diberi vaksin tersebut. Hanya vaksin Pfizer yang saat ini digunakan di Jepang karena undang-undang mewajibkan uji klinis di dalam negeri sebelum disetujui.
ADVERTISEMENT
Penulis: Rani Nuraeni Khairunissa