Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tak Hanya Bantu Penumpang Berjalan, Ini Kegunaan Lain Travelator di Bandara
26 Februari 2024 9:12 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, enggak hanya itu ternyata ada alasan lain kenapa travelator hampir selalu ada di setiap bandara. Apa alasannya?
Dilansir Simple Flying, semakin besar sebuah bandara, biasanya semakin banyak pula travelator yang dipasang di bandara tersebut. Alasannya adalah karena travelator bisa memudahkan mobilitas penumpang bandara, jika memang harus berpindah dari gate (gerbang keberangkatan) antara yang satu dengan yang lainnya.
Terlepas dari kegunaannya yang bisa mempercepat jalan penumpang, pada dasarnya travelator juga dirancang untuk mengatur arus penumpang, sekaligus menjamin keselamatan semua orang. Namun, sebelum mengetahui alasan sebenarnya kenapa terdapat traveletor di bandara, mari kita mundur sedikit tentang sejarah alat satu ini.
Awal Mula Travelator
Awal mula travelator berangkat dari adanya peningkatan signifikan dalam perjalanan udara di Amerika Serikat pada akhir tahun 1950-an. Banyaknya orang yang melakukan perjalanan membuat terminal-terminal yang ada di bandara mulai diperluas dan diperbanyak.
ADVERTISEMENT
Semakin besarnya bandara dan banyaknya terminal, tentu membuat jarak antar setiap gate menjadi jauh. Untuk memudahkan para pejalan kaki, dirancanglah ban berjalan dengan pegangan tangan.
Jalur pejalan kaki pertama diperkenalkan di Bandara Dallas Love Field (DAL) pada bulan Januari 1958. Sistem baru ini diiklankan sebagai bantuan bagi penumpang yang lelah, bagi mereka yang tidak dapat berjalan jarak jauh, dan bagi mereka dengan koneksi penerbangan jarak pendek.
Dua tahun kemudian, pada tahun 1960, American Airlines mensponsori jalur pindahan pertama di Terminal 4 di Bandara Internasional Los Angeles (LAX).
Biar Bisa Istirahat Sejenak
Berjalan melalui terminal bandara bisa menjadi suatu prestasi besar, terutama bagi penumpang yang mengalami jet-lag. Di bandara besar, sebagian besar traveler harus menempuh jarak jauh dari dan ke gerbang bandara.
ADVERTISEMENT
Misalnya Bandara Internasional Philadelphia (PHL), mempunyai salah satu jalur terpanjang dengan total jarak tempuh sekitar 1,5 mil (2,4 km), antara titik akhir concourse A dan F. Meskipun bandara ini menawarkan layanan antar-jemput antar concourse, tidak semua orang mau menunggu dan sebagai gantinya mereka pun menggunakan travelator.
Penumpang yang bergegas melewati terminal dengan membawa barang bawaannya, sering kali menganggap travelator yang bergerak adalah waktu istirahat yang menyenangkan. Patut dicatat bahwa travelator belum tentu mengurangi waktu perjalanan bagi para traveler, namun mereka yang bergerak cepat dapat terus berjalan (di jalur yang bergerak), yang menambah kecepatan berjalan normal mereka.
Kontrol Alur Penumpang di Bandara
Di dalam terminal bandara, tentunya banyak orang melakukan perjalanan ke berbagai arah, pergerakan yang terkendali diperlukan untuk meminimalkan kemacetan. Bandara menyinkronkan lalu lintas penumpang dengan bantuan travelator ini. Jalan ini biasanya dipasang berpasangan, dengan satu jalur di setiap arah perjalanan.
ADVERTISEMENT
Beberapa rangkaian travelator umumnya dipasang di sepanjang jalur horizontal di terminal, dan lokasi jalur pejalan kaki bergantung pada ukuran dan desain terminal. Sepasang jalur pejalan kaki dapat dipasang di satu sisi, di tengah, atau sebagai jalur tunggal di kedua sisi jalur terminal.
Jadi Tempat untuk Memamerkan Seni dan Budaya
Sejak travelator menjadi hal yang penting bagi terminal-terminal besar, desainer interior telah menemukan cara untuk meningkatkan pengalaman perjalanan.
Bandara sering kali menempatkan karya seni dan patung di dinding dan langit-langit di sepanjang jalur pejalan kaki. Penumpang dapat merasakan budaya lokal melalui musik dan seni visual.
Bandara Chicago O'Hare (ORD) memamerkan patung 'Sky's the Limit' di atas jalan bergerak antara terminal B dan C. Patung tersebut memberikan suasana menenangkan melalui penggunaan seni sonik dan cahaya.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya adalah 'Terowongan Cahaya' sepanjang 700 kaki (213 meter) yang dirancang di sepanjang jalan setapak yang bergerak di Bandara Metropolitan Detroit.
Area ini memberikan pengalaman suara dan cahaya yang unik, dengan lebih dari 900 LED yang beroperasi mengikuti musik. Meski cukup panjang, jalan ini tetap menghibur para traveler.