Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Tak Hanya Indonesia, Ini 5 Negara yang Punya Tradisi Mudik
25 Maret 2025 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain berkumpul bersama keluarga, mudik juga menjadi ajang untuk mengeratkan tali silaturahmi khususnya dengan kerabat dan sanak saudara di daerah asal. Meski identik dengan masyarakat Indonesia, tahukah kamu kalau mudik atau tradisi pulang ke kampung halaman ini juga dilakukan oleh negara-negara lain.
Tradisi mudik di negara lain ini dilakukan dengan berbagai cara, ada yang sama seperti di Indonesia ada juga yang memaknainya dengan cara lain. Lantas, negara mana saja yang juga punya tradisi mudik? Berikut ulasannya.
1. Seker Bayrami, Turki
Seker Bayrami adalah nama lain untuk perayaan Idul Fitri di Turki, yang berarti "Festival Gula".
Seperti namanya, perayaan ini berpusat pada berbagai hidangan manis yang menjadi simbol kebahagiaan dan kebersamaan setelah sebulan berpuasa. Perayaan ini adalah festival selama tiga hari yang dilaksanakan saat Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Sama seperti perayaan Idul Fitri yaitu dengan sarapan sedikit, membayar zakat, lalu berangkat untuk salat Id. Lalu, tiga hari setelahnya digunakan untuk bersilaturahmi dan berziarah ke makam kerabat.
2. Balik Kampung, Malaysia
Warga Malaysia mengenal tradisi mudik dengan sebutan "Balik Kampung", atau "eksodus hari raya" merujuk pada hiruk pikuk perjalanan ke kampung.
Tradisi ini sangat kental di Malaysia, di mana masyarakat yang bekerja atau tinggal di kota besar kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan hari besar dengan sanak saudara.
Saat musim Balik Kampung, jalan raya dan transportasi umum biasanya dipadati pemudik.
Selain itu, suasana di kampung pun menjadi lebih meriah dengan tradisi seperti gotong royong memasak makanan khas, saling mengunjungi tetangga, serta bermaaf-maafan. Balik Kampung bukan sekadar perjalanan pulang, tetapi juga momen berharga untuk mempererat hubungan keluarga dan menjaga tradisi.
ADVERTISEMENT
3. Balikbayan, Filipina
Kalau mudik biasanya dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri, di Filipina mudik dilakukan saat libur Natal dan Tahun Baru.
Balikbayan adalah istilah untuk warga Filipina yang tinggal atau bekerja di luar negeri dan kembali ke tanah air mereka setelah waktu yang lama. Istilah ini berasal dari kata "balik" yang berarti "kembali" dan "bayan" yang berarti "negara" atau "kampung halaman.
Salah satu ciri khas Balikbayan adalah membawa "Balikbayan Box," yaitu kardus besar berisi oleh-oleh atau barang-barang dari luar negeri seperti pakaian, makanan, elektronik, dan hadiah untuk keluarga.
4. Chunyun, China
China juga memiliki tradisi mudik ke kampung halaman yang dilakukan saat Imlek yaitu Chunyun. Chunyun memiliki arti periode perpindahan saat festival musim semi.
ADVERTISEMENT
Di Tiongkok biasanya perayaan Imlek berlangsung selama 15 hari, namun rangkaian arus chunyun bisa mencapai 40 hari.
Ketika Chunyun, orang-orang Tiongkok pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan keluarganya.
Sebagian besar pelaku arus mudik berangkat dari kota-kota seperti Guangzhou, Shanghai, Shenzhen, Beijing dan Hangzhou, sedangkan Harbin, Chongqing dan Chengdu menjadi destinasi wisata terpopuler.
5. Chuseok, Korea Selatan
Chuseok adalah momen bagi keluarga Korea untuk kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama.
Chuseok merupakan salah satu hari raya terbesar di Korea Selatan. Perayaan ini jatuh pada hari ke-15 bulan ke-8 dalam kalender lunar, yang biasanya bertepatan dengan bulan September atau awal Oktober dalam kalender Gregorian.
Chuseok sering disebut sebagai "Thanksgiving-nya Korea" karena merupakan waktu bagi keluarga untuk berkumpul, menghormati leluhur, dan menikmati hasil panen.
ADVERTISEMENT
Salah satu ritual paling penting yang dilakukan selama Chuseok adalah charye, yakni upacara penghormatan kepada leluhur dengan menyajikan makanan dan minuman di altar leluhur.