Tak Hanya Indonesia, Ini 7 Negara di Dunia yang Pernah Pindah Ibu Kota

27 Januari 2022 7:02 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain Istana Kepresidenan karya Nyoman Nuarta di ibu kota baru.
 Foto: Dok. Nyoman Nuarta
zoom-in-whitePerbesar
Desain Istana Kepresidenan karya Nyoman Nuarta di ibu kota baru. Foto: Dok. Nyoman Nuarta
ADVERTISEMENT
Kabar pemindahan Ibu Kota Indonesia tengah ramai diperbincangkan, usai Presiden Joko Widodo, mengumumkan nama ibu kota baru di Kalimantan Timur, yaitu Nusantara. Jika rencana pemindahan ibu kota terealisasi, Indonesia akan bergabung dengan deretan negara di dunia yang pernah berganti ibu kota.
ADVERTISEMENT
Dari sekian banyak negara di dunia, ada beberapa negara yang telah melakukan pemindahan ibu kota. Negara-negara tersebut melakukan pemindahan ibu kota dengan berbagai faktor, mulai dari tingkat kepadatan penduduk hingga alasan ekonomi.
Penasaran di mana saja negara-negara tersebut? Yuk, simak ulasannya.

1. Brasil (Rio de Janeiro ke Brasilia)

Christ The Redeemer, Rio De Janeiro - Brazil Foto: Shutter Stock
Brasil menjadi salah satu negara yang pernah melakukan pemindahan ibu kota. Pemindahan Ibu Kota Brasil bisa dibilang cukup panjang, karena telah melakukan pemindahan beberapa kali.
Salvador di Negara Bagian Bahia menjadi ibu kota pertama Brasil pada tahun 1549 hingga 1763. Kemudian, Ibu Kota Negeri Samba dipindahkan ke Rio de Janeiro dengan alasan perkembangan ekonomi dan perdagangan.
Tak sampai di situ, pada tahun 1960, Pemerintah Brasil kembali memutuskan pemindahan ibu kota, lantaran Rio dianggap sudah sangat padat. Brasil akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah kota di tengah negaranya yang kemudian dinamai Brasilia, yang kini menjadi Ibu Kota Brasil hingga sekarang.
ADVERTISEMENT

2. Nigeria (Lagos ke Abuja)

Banana Island, Lagos, Nigeria. Foto: Shutter Stock
Selain Brasil, Nigeria juga masuk daftar negara yang pernah melakukan pemindahan ibu kota. Kota Lagos sebelumnya pernah menjadi Ibu Kota Nigeria sejak tahun 1914, hingga akhirnya Presiden Murtala R. Muhammed, resmi memindahkan ibu kota baru ke Abuja.
Dikutip dari The Economic Times, salah satu alasan pemilihan Kota Abuja menjadi ibu kota negara adalah karena dianggap lebih netral bagi kelompok etnis dan agama di Nigeria.
Selain itu, kota ini juga dianggap lebih strategis dan terpusat untuk menjalankan pemerintahan Nigeria. Hal itu dikarenakan posisi Kota Lagos yang ada di pesisir, sehingga dianggap tidak strategis.
Proyek pembangunan dimulai pada 1980-an dan rampung pada 1991. Tepatnya pada 12 Desember 1991, Abuja resmi menjadi ibu kota baru Nigeria hingga saat ini.
ADVERTISEMENT

3. India (Kolkata ke New Delhi)

Angkatan Udara India (IAF) melakukan aksi jet tempur sebagai ucapan terima kasih kepada garda terdepan penanganan virus corona di New Delhi, India. Foto: REUTERS / Adnan Abidi
Sebelum New Delhi, Kolkata adalah Ibu Kota India. Kota yang terletak di utara Teluk Benggala atau tepatnya di sepanjang tepi Sungai Hooghly ini menjadi pusat industri, komersial, dan budaya India.
Hanya saja, pada 1931 India memindahkan ibu kotanya ke New Delhi yang terletak sekitar 1.536 kilometer (km) dari Kolkata.
Mengutip India Today, alasan pemindahan ibu kota dari Kolkata ke New Delhi dilatarbelakangi oleh faktor politik dan ekonomi. Hal itu dikarenakan Pemerintah Inggris di India beranggapan jika ibu kota berada di Delhi, pengendalian negara akan mudah dilakukan karena berada di wilayah utara.
Pembangunan Delhi sebagai ibu kota dirancang oleh arsitek asal Inggris dan memakan waktu 20 tahun. Sebelum kota tersebut dibangun sepenuhnya, kantor pemerintahan dan administrasi telah dipindahkan satu persatu dari Kolkata ke New Delhi. Seluruh pemindahan tersebut menelan biaya kurang lebih 4-5 juta dolar AS atau sekitar Rp 57,3-71,3 miliar.
ADVERTISEMENT

4. Myanmar (Yangon ke Naypyidaw)

Ibu kota Naypyidaw, Myanmar. Foto: AFP
Pemindahan ibu kota Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw dilakukan pada tahun 2001 lalu. Tidak ada alasan resmi kenapa Myanmar melakukan pemindahan ibu kota.
Namun, dikutip dari Nikkei Asia, hal ini diduga untuk mewaspadai gerakan pro-demokrasi yang berkembang. Ada pula kabar yang mengatakan bahwa hal ini menjadi salah satu strategi militer.
Proses pemindahan dan pembangunan ibu kota baru tersebut selesai pada 2005, dengan menelan biaya sekitar 4 miliar dolar AS. Meski menelan biaya yang tak sedikit, proses pemindahan Ibu Kota Myanmar ke Naypyidaw bisa dibilang gagal.
Ya, hal ini dikarenakan Naypyidaw justru tampak seperti kota hantu. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang sangat sedikit serta sejumlah fasilitas, seperti jalan raya, pusat perbelanjaan, dan destinasi wisata tampak lengang bak kota tidak berpenghuni.
ADVERTISEMENT

5. Australia (Melbourne ke Canberra)

Warga joging di sepanjang Sydney Harbour, Australia, Senin (13/9). Foto: Saeed KHAN/AFP
Australia telah melakukan pemindahan ibu kota negaranya sejak abad ke-19 lalu. Bahkan, Negeri Kanguru sempat kesulitan untuk menetapkan ibu kotanya, karena ada dua kota besar, yaitu Melbourne dan Sydney. Hingga akhirnya, Canberra resmi dipilih sebagai Ibu Kota Australia pada 1913 untuk menggantikan Melbourne.
Dikutip BBC, sebelum resmi menjadi ibu kota, Australia sempat menyelenggarakan kontes internasional untuk menentukan desain dan konsep Canberra. Desain kota Canberra yang terpilih hingga saat ini membuat kota tersebut tidak hanya diisi oleh bangunan modern, tetapi juga pemisahan antar-distrik oleh tumbuhan dan semak-semak.
Kini, Canberra menjadi rumah bagi Gedung Parlemen dan Pengadilan Tinggi Australia, serta kantor pusat semua departemen pemerintah federal dan militer.
ADVERTISEMENT
Sebagai kota yang sengaja dibangun sebagai ibu kota, popularitas Canberra tidak sebanding dengan kota lainnya, seperti Melbourne dan Sydney. Tingkat pertumbuhan ekonominya pun masih berada di bawah kedua kota tersebut.
Perdana Menteri Australia tahun 1996, John Howard, juga secara diam-diam menolak bertempat tinggal di The Lodge, Canberra. Howard justru memilih di Kirribilli House yang menghadap ke Sydney Harbour.
Karena hal itu, Canberra gagal menarik kepercayaan publik Australia. Mantan PM Paul Keating, juga mengatakan bahwa pemindahan ibu kota ke Canberra adalah salah satu kesalahan terbesar Australia.

6. Kazakhstan (Almaty ke Astana)

Aparat penegak hukum berdiri di depan Istana Akorda, kediaman presiden Kazakhstan, di Nur-Sultan, Kazakhstan, Kamis (6/1). Foto: Turar Kazangapov/REUTERS
Pemindahan Ibu Kota Kazakhstan dilakukan pada tahun 1997 dari Kota Almaty ke Astana.
Dilansir Economic Times, salah satu alasan Kazakhstan melakukan pemindahan ibu kota, karena ibu kota lamanya yang terletak di ujung tenggara berada terlalu dekat dengan China.
ADVERTISEMENT
Belum lagi lokasinya yang dikelilingi pegunungan membuatnya rentan diguncang gempa, sehingga dapat membahayakan posisi ibu kota jika terus dipertahankan.
Karena itulah, dipilih wilayah baru yang terletak di pusat dan dianggap lebih strategis untuk menjalankan administrasi pemerintahan. Selain itu, pemerintah Kazakhstan membangun secara khusus Kota Astana dengan lebih futuristik dari kota Almaty.
Sejak dibangun pada 1997 dan mulai menjadi ibu kota Kazakhstan pada sekitar 1999, Nur-Sultan kini telah berkembang menjadi kota yang sangat modern di kawasan Asia Tengah.

7. Malaysia (Kuala Lumpur ke Putrajaya)

Kondisi di Ibu kota Malaysia Putrajaya ditutup asap pada 2015 Foto: AFP PHOTO/MOHD RASFAN
Secara resmi, Malaysia memang tidak memindahkan ibu kotanya. Hanya saja, Negeri Jiran memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Kuala Lumpur ke sebuah kota yang berjarak 25 km dengan nama Putrajaya.
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut diambil oleh Pemerintah Malaysia pada tahun 1995, dan kemudian pemindahan seluruhnya dilakukan pada tahun 1999.
Salah satu alasan pemindahan ibu kota Malaysia dari Kuala Lumpur adalah karena kota ini sudah sangat padat akibat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, pemindahan ibu kota dari Kuala Lumpur ke Putrajaya, ternyata berimbas pada perkembangan ekonomi yang signifikan.
***
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)