Tangani Pemanasan Global, Inggris Akan Buat Bahan Bakar Pesawat dari Tinja

29 Juli 2021 8:01 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat terbang di atas kepulauan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat terbang di atas kepulauan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ancaman pemanasan global menjadi salah satu fokus sejumlah negara untuk menyelamatkan dunia. Salah satunya dengan melahirkan inovasi guna mengurangi tingkat polusi udara.
ADVERTISEMENT
Dilansir News.co, baru-baru ini Inggris mengumumkan akan mengganti bahan bakar pesawat yang diklaim dapat mengurangi polusi udara. Seperti diketahui, aktivitas penerbangan yang semakin sibuk menjadi penyumbang polusi udara hingga berakibat pada pemanasan global.
Ilustrasi toilet. Foto: Shutter Stock
Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps, telah mengungkapkan rencana mendorong maskapai penerbangan di Inggris untuk menggunakan 10 persen bahan bakar ramah lingkungan di pesawat pada tahun 2030. Salah satunya bahan bakar yang terbuat dari kotoran manusia.
Dengan bahan bakar tersebut, di masa depan penumpang pesawat dapat keliling dunia menggunakan tinja manusia. Rencananya, inovasi ini akan diuji coba pertama kali oleh penduduk Inggris.
Bahkan, Shap menyebut ingin mengajak seluruh maskapai penerbangan di dunia untuk mengubah bahan bakar armadanya menggunakan kotoran manusia. Ia berharap gebrakan ini terealisasi sebelum perubahan lingkungan meningkat menjadi 75 persen di tahun 2050.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pesawat Foto: shutter stock
Bukan hanya kotoran manusia, ia juga berencana membuat bahan bakar pesawat dari limbah rumah tangga seperti minyak goreng. Inovasi ini diprediksi dapat menghemat 23 megaton karbon pada 2050 mendatang.
Jumlah tersebut setara dengan setengah juta penerbangan dari Inggris ke kota di Spanyol, yaitu Tenerife per tahun. Jika rencana tersebut terwujud, bahan bakar baru ini dapat menghasilkan 11.000 pekerjaan ramah lingkungan di Inggris pada 2050.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).