Tanggapi Tarif Timbal Balik AS, Menpar: Pariwisata Pertahanan Ekonomi Nasional

8 April 2025 14:41 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Foto: Kemenparekraf RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Foto: Kemenparekraf RI
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan bahwa sektor pariwisata dapat menjadi alat pertahanan ekonomi nasional, dalam menghadapi tekanan eksternal akibat kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
Menurut Widiyanti, Indonesia mampu mengoptimalkan potensi besar yang dimiliki sektor pariwisata sebagai devisa utama yang bebas dari hambatan perdagangan.
"Ketika ekspor barang terkena tarif tinggi, kita harus melihat sektor lain yang bisa menjadi penyeimbang. Pariwisata adalah bentuk ekspor jasa yang tidak terganggu oleh kebijakan tarif dagang," ujar Widiyanti, seperti dikutip ari keterangan resmi yang diterima kumparan.
"Dengan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara, kita dapat menjaga stabilitas rupiah dan cadangan devisa," lanjutnya.
Untuk itu, Widiyanti mengajak para pemangku kepentingan di sektor pariwisata untuk memperhatikan tiga strategi utama, dalam menghadapi dinamika perdagangan global. Ketiga strategi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pariwisata sebagai "Ekspor Jasa" Penyeimbang

Indonesia dinilai memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi, dengan diberkahinya kekayaan alam, seni budaya, dan kreativitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Namun, persebaran 13,9 juta wisatawan mancanegara yang hadir di Indonesia saat ini masih sangat terpusat di destinasi tertentu," ujar Widiyanti.
Oleh karena itu, Kemenpar mengajak pelaku usaha pariwisata di seluruh daerah untuk bersiap dan beraksi, memanfaatkan peluang dari perubahan dinamika global untuk menggiatkan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia.
Kesiapan destinasi, produk wisata, usaha pariwisata, tenaga kerja, hingga promosi yang terarah perlu diupayakan secara terintegrasi.
"Didukung upaya promosi dan pengembangan yang pemerintah lakukan, Kemenpar optimis upaya ini akan menjadi sumber devisa yang tinggi, memitigasi dinamika global dan menjadi "ekspor jasa" penyeimbang," katanya.

2. Optimalisasi UMKM & Ekonomi Lokal Penyedia Jasa Pariwisata

Ilustrasi perempuan pemilik UMKM. Foto: Shutterstock
Selanjutnya, Kemenpar juga mengingatkan seluruh pemangku kepentingan, bahwa potensi pariwisata Indonesia yang luas tidak hanya terbatas pada destinasi tertentu saja, tetapi juga dimulai dari desa.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Kemenpar terus mengembangkan desa wisata dan mendorong aktivitas ekonomi berbasis pariwisata di seluruh Indonesia.
"Langkah ini bertujuan untuk mendistribusikan manfaat ekonomi secara merata, dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekspor manufaktur yang terkena dampak tarif," tutur Widiyanti.

3. Fokus pada Pengembangan "High-Quality Tourism"

Terakhir, Kemenpar juga mengajak pelaku usaha pariwisata untuk mengusahakan pengalaman wisata berkualitas, agar menarik pengeluaran berwisata lebih tinggi.
Berdasarkan daya, segmen wisatawan yang rela mengeluarkan biaya untuk pengalaman wisata berkualitas relatif memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap fluktuasi harga global.
"Dengan langkah-langkah ini, kami optimis bahwa sektor pariwisata tidak hanya mampu menopang perekonomian nasional di tengah tekanan eksternal, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai destinasi unggulan di kancah global," pungkasnya.
ADVERTISEMENT