Tersimpan di Lemari Selama 50 Tahun, Lukisan Pablo Picasso Dijual Rp 2,1 M

9 Juli 2021 16:56 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konfrensi pers lukisan "Woman's Head" karya Pablo Picasso yang dicuri dari Galeri Nasional Yunani. Foto: Costas Baltas/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Konfrensi pers lukisan "Woman's Head" karya Pablo Picasso yang dicuri dari Galeri Nasional Yunani. Foto: Costas Baltas/Reuters
ADVERTISEMENT
Sebuah lukisan karya Pablo Picasso telah terjual USD 150 ribu atau sekitar Rp 2,1 miliar, setelah 50 tahun tersimpan di lemari di sebuah rumah di Maine, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Lukisan berukuran 40 x 40 sentimeter itu memiliki tanda tangan yang dibuat pada 1919. Berdasarkan penelitian, lukisan tersebut dibuat Pablo Picasso untuk pertunjukkan balet dengan judul yang sama.
Ilustrasi lukisan berjudul Guernica karya Pablo Picasso. Foto: Dok. Shutterstock
Lukisan Le Tricorne ditetapkan sebagai karya asli. Ini juga merupakan skala kecil dari karya terbesar Picasso dengan judul sama, yang ditampilkan di pameran lukisan di New York Historical Society, New York.
Dilansir New York Times, balai lelang John McInnis Auctioneers, yang berbasis di Massachusetts, mengkonfirmasi bahwa lukisan berjudul Le Tricorne itu terjual pada 26 Juni 2021.
Situs liveauctioneers.com melaporkan harga jual lukisan itu adalah USD 150 ribu atau sekitar Rp 2,18 miliar, ditambah 24 persen premi pembeli. Namun identitas pembeli maupun penjual tidak disebutkan.
ADVERTISEMENT
Nantinya, pembeli akan mendapat waktu 120 hari untuk mengotentikasi lukisan itu dengan Administrasi Claude Picasso, yang dikelola oleh putra sang seniman.

Lemari Penuh Barang Langka

Petugas menunjukkan dua lukisan yang dicuri dari Galeri Nasional Yunani. Foto: Costas Baltas/Reuters
Penjual mengatakan bahwa lukisan itu ia temukan di lemari baju rumah bibi buyutnya, yang belajar seni di Eropa pada 1920-an.
Selain lukisan, dia menemukan koleksi buku dan seni langka yang disimpan di sebuah lemari selama 50 tahun.
“Nenek saya di Sorbonne dan bibi di Inggris. Bibi buyut saya menjadi profesor sejarah Inggris di Rutgers dan tinggal di New York City selama beberapa dekade. Masing-masing menikmati mengumpulkan benda-benda dari perjalanan mereka. Bibiku mengoleksi buku dan karya seni langka," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).
ADVERTISEMENT