Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Indonesia terus bangkit. Menariknya, bangkitnya kembali sektor pariwisata menciptakan sebuah tren wisata yang berbeda dengan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain mengedepankan wisata yang berkualitas atau quality tourism, ada beberapa tren yang disebut juga akan terjadi di tahun 2024. Hal itu pun diungkapkan oleh Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Kementerian PPN/Bappenas, Wahyu Wijayanto. Menurutnya, ada sejumlah perubahan tren wisata yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan di Indonesia.
"Pertama adalah tren culture immersion atau sebuah tren wisata, di mana wisatawan akan datang ke tempat yang sangat berbeda dengan tempat tinggal mereka. Tujuan dari wisata ini adalah untuk menyerap, mengetahui, hingga mempelajari budaya masyarakat setempat," ujar Wahyu, saat ditemui kumparan dalam acara webinar nasional bertajuk “Tourism Industry Roadmap in 2024-2029; Challenges and Potential of Sustainable of Tourism”di Wisma Barito Pacific II, Jakarta, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Selain tren culture immersion, wisata kebugaran atau wellness tourism juga masih menjadi kegiatan yang banyak dilakukan oleh wisatawan di tahun yang akan datang.
"Wellness tourism banyak dilakukan di destinasi yang kental menawarkan budaya lokal dan alam. Hal ini disebut karena dapat memperdalam perjalanan spiritual yang banyak dicari orang. Wisata ini dilakukan dengan tujuan utama untuk mempertahankan kesehatan terbaik, serta keseimbangan dalam hidup," lanjutnya.
Tren Pariwisata ke Depan
Sementara itu, tren Work from Destination atau bekerja dari destinasi wisata disebut akan terus berlanjut. Sebab, sebagian besar para pekerja di industri kreatif dan juga teknologi terbiasa untuk bekerja secara remote dari berbagai tempat dan destinasi.
Selain tren Work from Destination, Wahyu memaparkan bahwa off grid travel diprediksi juga akan terus meningkat. Kemudian yang terakhir, sport tourism atau wisata olahraga menjadi salah satu kegiatan yang paling banyak dilakukan wisatawan domestik.
ADVERTISEMENT
“Tentunya ada banyak peluang untuk penguatan tourism, mulai dari tour and travel, transportasi, akomodasi, dan hiburan, sektor kreasi budaya. Kita juga perlu menangkap peluang segmen-segmen pariwisata yang ada, yaitu potensi wisata nusantara dan mancanegara," papar Wahyu.
"Dalam rencana pembangunan sampai dengan tahun 2024 dan lima tahun ke depan, arahan pengembangan destinasi pariwisata berkaitan dengan pengaplikasian prinsip-prinsip quality tourism, sustainable tourism, regenerative tourism, serta high-end tourism segmentation,” tambahnya.
Pemilu 2024 Dorong Pergerakan Wisatawan
Sementara itu, Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, menyampaikan tren dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 yang mencakup industri pariwisata serta tantangannya, termasuk Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang.
“Prediksi tren pariwisata 2024 akan bergeser pada hiperlokal dan perjalanan wisata dengan waktu yang panjang, namun berkualitas. Tren ini menunjukkan bahwa wisatawan cenderung ingin menghabiskan waktu yang lebih lama saat berwisata, serta memilih destinasi domestik yang menawarkan konsep alam dan wisata hijau," ungkap Tauhid.
ADVERTISEMENT
Menanggapi soal Pemilu 2024, Tauhid juga menyampaikan optimisme bahwa proses penyelenggaraan Pemilu tidak akan mengganggu pertumbuhan sektor pariwisata dalam negeri.
Dalam perspektif ke depan, tiket.com dan Kemenparekraf RI melihat proyeksi yang optimis untuk tahun 2024. Periode pesta demokrasi 2024 yang akan datang pun diprediksi akan memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan industri pariwisata.
Co-Founder & Chief Marketing Officer tiket.com, Gaery Undarsa, mengatakan data dan tren yang disampaikan diharapkan dapat memberikan acuan untuk mengantisipasi perubahan pola konsumen, dan memberikan pandangan yang lebih mendalam terkait potensi pertumbuhan pariwisata Indonesia.
“Memasuki tahun 2024, Indonesia akan menggelar hajatan nasional yang dilaksanakan pada Februari 2024 mendatang. Hal ini diproyeksikan akan memberikan kontribusi signifikan bagi industri pariwisata, karena adanya kampanye dan pergerakan yang lebih dinamis ke daerah-daerah di Indonesia. Ditambah lagi, melihat permintaan dan minat wisata yang bergerak dengan signifikan sepanjang 2023 dan akan terus bertambah pada liburan Nataru yang semakin dekat," tutur Gaery.
ADVERTISEMENT