Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Thailand Ajak 5 Negara ASEAN Terapkan Sistem ala Visa Schengen
12 April 2024 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir Bloomberg, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, yang berjanji untuk membuat Thailand menjadi pusat pariwisata telah mendiskusikan gagasan visa Schengen ini kepada lima negara ASEAN, yaitu Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam. Sayangnya, Indonesia dan Singapura tidak termasuk dalam negara yang akan memberlakukan gagasan ini.
Nantinya, dengan konsep visa Schengen ini, Thailand yang bergantung pada pariwisata bertujuan untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan dari wisatawan. Konsep visa tunggal ini juga bisa melindungi perekonomian Thailand dari hambatan, seperti lesunya ekspor, dan melemahnya permintaan global yang merugikan industri manufakturnya.
Sebelumnya, enam negara ASEAn memlaporkan total kedatangan wisatawan asing sebesar 70 juta orang pada 2023. Thailand dan Malaysia menyumbang lebih dari separuh jumlah tersebut, menghasilkan pendapatan pariwisata sebesar 48 miliar dolar Amerika.
ADVERTISEMENT
"Visa yang umum dapat menarik wisatawan asing untuk mengambil keputusan lebih mudah. Masa berlaku visa perlu diperpanjang menjadi 90 hari, dari biasanya 30 hari agar menarik," ujar mantan Presiden Asosiasi Hotel Thailand, Marisa Sukosol Nunbhakdi.
Sementara itu, Pemerintahan Srettha juga telah menargetkan 80 juta wisatawan pada tahun 2027. Sejak mengambil alih kekuasaan pada tujuh bulan lalu, pemerintahan Srettha telah menandatangani perjanjian bebas visa dengan China yang merupakan pasar wisatawan terbesar di Thailand.
Selain itu, Negeri Gajah Putih juga sudah menawarkan keringanan visa sementara bagi wisatawan dari India, Taiwan, dan Kazakstan. Pemerintah juga tengah mempertimbangkan rencana untuk membuka kasino di dalam kompleks hiburan besar dan pariwisata berbasis event, untuk membantu negara menghasilkan lebih banyak pendapatan.
ADVERTISEMENT
Live Update