Tidak Pernah Hujan, Gurun Atacama di Chili Jadi Tempat Paling Kering di Dunia

20 Januari 2022 6:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan gurun Atacama yang sebagian tertutup bunga selama 'Desierto Florido' (Gurun mekar) di Copiapo, Chile. Foto: Pablo Sanhueza/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan gurun Atacama yang sebagian tertutup bunga selama 'Desierto Florido' (Gurun mekar) di Copiapo, Chile. Foto: Pablo Sanhueza/REUTERS
ADVERTISEMENT
Tempat paling kering di dunia pantas disematkan untuk Gurun Atacama yang berada di Chili. Tempat ini tidak mungkin turun hujan, karena lokasinya yang terlalu berangin.
ADVERTISEMENT
Dataran tinggi seluas 1.000 mil yang berada di Pantai Chili Utara ini mencatat tidak pernah turun hujan. Hal tersebut karena Gurun Atacama, dikelilingi Pegunungan Andes yang memiliki tinggi 13 ribu kaki (3.962,4 meter), dan menghalangi sistem udara lembab yang berasal dari Lembah Amazon.
Dilansir CNTraveler, Arica, salah satu kota terbesar di daerah gurun tersebut, hanya menerima curah hujan tahunan rata-rata 0,76 milimeter.
Stasiun cuaca di Atacama pun tidak pernah mencatat adanya hujan. Adapun Kota Calama di Chili, juga tidak merasakan hujan sekitar 400 tahun, mulai dari tahun 1570-1971.
Para ilmuwan berpikir bahwa Atacama telah menjadi gurun selama lebih dari tiga juta tahun, dan menjadikannya tempat kering tertua di Bumi.
Gurun kering ini sering digunakan sebagai pengganti planet Mars, baik oleh kru film Hollywood maupun NASA. Sebelum instrumen ilmiah diluncurkan ke luar angkasa pada probe Mars, mereka melakukan tes yang sama di tanah berdebu Atacama untuk memastikan semua sistem berjalan.
ADVERTISEMENT
Astronom lain pergi ke Atacama yang tandus untuk melihat langit. ALMA, jajaran teleskop terbesar di dunia, dibuka di sana pada tahun 2013.
Gurun Atacama, Chili Utara. Foto: Shutterstock
Walaupun gersang dan kering, ada zona di Atacama yang ditumbuhi dengan ganggang, lumut, dan kaktus. Hal tersebut dikarenakan adanya kabut laut yang menggulung dari Samudra Pasifik dan disebut dengan camanchaca, dan membuat tanaman-tanaman ini menarik kelembapan yang mereka butuhkan langsung dari udara.
Ternyata camanchaca bukan hanya bermanfaat bagi tumbuhan, tapi juga dimanfaatkan penduduk desa setempat untuk memasang jaring plastik. Hal ini dilakukan demi mengambil air kabut tersebut dari udara, dan digunakan untuk minum, serta menyirami kebun mereka.