news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tidur Beralaskan Pasir, Tradisi Unik Turun-temurun Warga Sumenep, Madura

4 Desember 2020 7:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampung Pasir Sumenep  Foto: Phaksy Sukowati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Pasir Sumenep Foto: Phaksy Sukowati/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendengar kata Madura, pasti yang terlintas di benakmu adalah tradisi karapan sapinya yang unik atau kulinernya yang khas. Lebih dari itu, kamu bisa menemukan sebuah kampung yang punya tradisi unik tidur beralaskan pasir.
ADVERTISEMENT
Pemandangan itu bisa kamu temukan saat berkunjung ke Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep, Madura. Alih-alih tidur di kasur yang nyaman ataupun istirahat di sofa yang empuk, warga Desa Legung Timur justru memilih tidur beralaskan pasir.
Tradisi tidur di atas pasir ini ternyata sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa, lho. Kasur atau ranjang beralas pasir telah menjadi salah satu kearifan lokal yang hanya ada di Sumenep, khususnya di Desa Legung Timur ini.
Seorang warga kampung Pasir Sumenep Foto: Phaksy Sukowati/kumparan
Penggunaan pasir sebagai alas tidur ini bukan karena tak mampu membeli alas atau tempat tidur konvensional. Menurut warga setempat, tidur beralaskan pasir diyakini memiliki manfaat untuk kesehatan.
“Tidur di pasir sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga di sini selama ratusan tahun. Bahkan masih ada ibu-ibu melahirkan di atas ranjang pasir dengan dukun bayi," ujar Hanafi, salah satu warga desa kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya tempat tidur yang penuh pasir, tetapi sekeliling rumah juga dipenuhi pasir yang biasa dijadikan tempat bersantai ria dan rebahan menghilangkan penat.
Oleh karena itu, warga jarang mempunyai kursi. Selain itu, jalan-jalan desa, warung, dapur, dan halaman di kampung ini juga penuh dengan pasir.

Bukan Pasir Biasa

Pasir yang digunakan pun tidak sembarangan. Menurut warga setempat, pasir diambil dari Pantai Lombang. Pasir ini berwarna putih kecoklatan dan tidak berbau, selain itu teksturnya juga sangat halus dan lembut.
Warga biasanya memilah pasir yang ada di bawah pohon cemara. Sebelum digunakan, pasir lebih dulu diayak menggunakan alat penyaring. Hal ini bertujuan menyaring material lain seperti kerikil kecil, sisa cangkang hewan laut atau kotoran lain yang menempel.
Kampung Pasir Sumenep Foto: Phaksy Sukowati/kumparan
Timbunan pasir ini diyakini memiliki efek relaksasi sekaligus menyembuhkan penyakit, seperti gatal di kulit hingga keluhan nyeri punggung sampai rematik.
ADVERTISEMENT
"Pasir ini seolah menyesuaikan suhu, karena bila cuaca panas, pasir ini tetap terasa sejuk dan nyaman," imbuh Hanafi.
Menariknya lagi, wisatawan yang berkunjung ke Kampung Pasir pun juga dapat menikmati sensasi tidur dan beristirahat beralaskan pasir.
Pasir-pasir tersebut diletakkan di sebuah kotak seukuran kasur dan tersedia bantal di atasnya, persis seperti tempat tidur biasanya.
Jika ingin berkunjung, disarankan datang pada sore hari selepas warga sekitar telah selesai beraktivitas. Karena selain bisa mengelilingi desa, wisatawan juga bisa berbincang-bincang dengan warga setempat.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Saksikan video menarik di bawah ini.