Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tiket Pesawat Masih Mahal, Sandiaga Optimis Kunjungan Wisatawan Tembus 1 Miliar
12 September 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sandiaga Uno, optimistis kunjungan wisatawan di Indonesia akan mencapai 1 miliar, meski harga tiket pesawat masih mahal. Capaian itu dikatakan Sandiaga bisa terwujud, karena berdasarkan data per Juli 2024, kunjungan wisatawan sudah mencapai 600 juta.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini optimis tembus 1 miliar, karena di Juli sudah 600 juta. Jawa hampir 85 persennya. Kalau Jateng, dikerucutkan, ya 30 persen," ujar Sandiaga, saat mengunjungi Kota Semarang, Kamis (12/9).
Sandiaga menilai pariwisata masih menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi yang baik. Bahkan, wisatawan asing menghabiskan rata-rata spending sekitar 1.440 dolar Amerika Serikat (AS), atau Rp 22,1 juta per orang saat berlibur di Indonesia.
"Pariwisata ini masih menciptakan geliat ekonomi, tapi salah satu keluhannya harga tiket mahal. Nah, ini salah satu yang pemerintah upayakan diberi kebijakan agar terjangkau," ujar Sandiaga.
Untuk itu, Sandiaga mendorong pelaku UMKM terus berbenah dan meningkatkan diri, lantaran potensi ekonomi kreatif masih sangat luas. Potensi ini bila dimaksimalkan akan menciptakan peluang kerja yang banyak di tengah gelombang PHK.
ADVERTISEMENT
"Hari ini kita melihat antusiasmenya dalam target di tengah-tengah situasi PHK, di tengah kekhawatiran ekonomi melambat. Ekonomi kreatif dan para pelaku ini berkomitmen untuk menciptakan 4.4 juta lapangan kerja, itu menjadi harapan kita," tegasnya.
Khusus Kota Semarang, politisi PPP itu juga mendorong, agar Kota Lumpia bisa mengikuti seleksi UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Sebab, potensi di Kota Semarang, mulai dari budaya, kuliner, fesyen bisa menjadi unggulan.
"Semua kota yang mendapat label kreatif itu mendapat tambahan minat kunjungan wisatawan, seperti New York, Paris. Jadi semarang bisa mencontoh itu, apalagi sudah memilih fesyen. Jadi, mungkin kiblat fefsyen, batiknya Indonesia ini, ya, bisa di Semarang," pungkas Sandiaga.