Tim Ekspedisi Merah Putih Siap Mendaki Gunung Hkakabo Razi di Myanmar

12 Desember 2019 20:01 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pendaki dan tim Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020. Foto: Gitario Vista Inasis
zoom-in-whitePerbesar
Para pendaki dan tim Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020. Foto: Gitario Vista Inasis
ADVERTISEMENT
Tim Ekspedisi Merah Putih dari brand penyedia perlengkapan dan peralatan kegiatan luar ruang alam tropis Indonesia, Eiger berencana mendaki salah satu gunung paling berbahaya di dunia Gunung Hkakabo Razi, Myanmar pada 2020 mendatang.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Pelaksana Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020, Galih Donikara, gunung ini dipilih karena alam tropisnya yang masih sangat alami.
“Setelah melalui diskusi yang cukup lama dan sesuai dengan tagline Eiger yang mengusung konsep tropis. Ternyata Asia Tenggara sendiri punya gunung tertinggi yaitu Hkakabo Razi di Myanmar,” ujar Galih dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (12/12).
Ketua Umum Ekspedisi, Mayjen TNI Asrobudhi. Foto: Gitario Vista Inasis
Dari total tujuh pendaki dalam tim ekspedisi ini, dua pendaki asal Myanmar juga akan ikut bergabung dalam ekspedisi yang akan dilakukan di Gunung Hkakabo Razi.
Adapun, para pendaki Indonesia yang akan menggapai Gunung Hkakabo Razi terdiri dari Sofyan Arif Fesa (World 7 Summiter, Mountain Guide, Mahitaka Unpar), Nurhuda (World 7 Summiter, Mountain Guide, Wanadri), Fandi Achmad (Trail Runner, Mapala UI), Putri Handayani (Grandslam Athlete, Pekerja Outshore, Kappa FT UI) dan Fransisca Dimitri Inkiriwang (World 7 Summiter, Mahasiswi S2, Mahitala Unpar).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, medan yang cukup sulit dan ekstrem, membuat seluruh pendaki yang terlibat diekspedisi ini menjalani diklat sejak bulan Juni 2019 lalu.
Para pendaki dan tim Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020. Foto: Gitario Vista Inasis
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020, Galih Donikaea, latihan akan dimulai dari latihan teknik pendakian gunung es dan salju di Mount Cook, Selandia Baru serta penjelajahan Hutan Tropis Gunung Raung di Jawa Timur, Gunung Halimun dan Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat.
“Tim kemudian melakukan simulasi pendakian di Pangrang Razi, gunung tropis lainnya yang berada di Myanmar sebagai adaptasi dan aklimatisasi, sebelum kemudian mengakhiri program latihan di ketinggian Gunung Kangteng Ri di Kierzikstan,” ujar Galih.
Gunung Hkakabo Razi yang memiliki ketinggian 5881 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terkenal dengan medannya yang sangat lengkap dan berbahaya. Mulai dari hutan hujan yang sangat lebat di kaki gunung, sampai lapisan salju dan gletser pada ketinggian 4.600 mdpl sampai ke puncaknya.
Salah satu pendaki Hkakabo Razi Fransiska Dimitri. Foto: Gitario Vista Inasis
Bahkan menurut Galih, begitu beratnya medan Hkakabo Razi, para Seven Sumiteers (pendaki 7 puncak tertinggi di seluruh dunia) menjulukinya sebagai Anti-Everest. Gunung yang sama sekali bertolak belakang dengan Gunung Everest yang jalur pendakian dan infrastrukturnya sudah sangat memadai.
ADVERTISEMENT
“Hkakabo Razi memiliki karakter yang berbeda, bahkan untuk menuju basecamp-nya saja membutuhkan waktu 12 hari. Kenapa anti-Everest, karena belum ada travel guide atau porter sebagus atau se-ekspert gunung-gunung yang lain. Perbekalan juga menjadi kendala khususnya untuk orang-orang luar,” ungkap Galih.
Gunung Hkakabo Razi memiliki hutan hujan yang masih perawan, lembab, gelap serta penuh binatang berbahaya seperti ular piton, laba-laba, dan nyamuk malaria. Hal ini diperparah lagi dengan tidak tersedianya jasa porter selama pendakian sehingga perbekalan harus dibawa sendiri.
Infog Seven Summits Foto: dok. Shutterstock
Meski begitu, menurut salah satu perwakilan pendaki Ekspedisi Merah Putih 2020 Hkakabo Razi, Fransiska Dimitri yang juga merupakan salah satu anggota Seven Sumiteers mengungkapkan ada banyak pembelajaran dari pendakian ini.
“Pendakian ini jadi dunia eksplorasi yang berbeda untuk pendaki Indonesia dan bisa belajar banyak dari pendakian ini,” ujar Fransiska.
ADVERTISEMENT
Terkait keamanan para pendaki, mengingat Gunung Hkakabo Razi yang sebagian wilayahnya ada di daerah konflik yaitu Kachin. Ketua Umum Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020, Mayor Jenderal TNI Asrobudhi sudah mengantisipasinya dengan berkoordinasi dengan pihak Kedubes RI di Myanmar dan pihak terkait.
“Tujuan kita ke sana adalah bagaimana meningkatkan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Myanmar jadi kita dijamin keamanannya oleh Kedubes RI di Myanmar. Terkait junta-junta militer yang masih berkeliaran di sana di Putao dan Kachin kalau kita misinya bukan misi militer tapi kalau pariwisata mereka akan mem-backup. Kita juga mengantisipasi hal-hal yang lain,” papar Mayjen TNI Asrobudhi.
Sementara itu menurut General Manager Marketing PT Eigerinfo MPI sekaligus Ketua Harian Ekspedisi Merah Putih Hkakabo Razi 2020, Harinula Muharam, optimis bahwa ekspedisi ini dapat memberikan kado terindah untuk HUT Ri ke-75 nanti.
ADVERTISEMENT
“Pendakian ini nantinya akan menggambarkan semangat juang para pendaki kita, di mana para pendaki dari berbagai latar belakang akan bekerja sama dalam sebuah petualangan pendakian dengan target mengibarkan bendera Merah Putih di puncak Hkakabo Razi sebagai hadiah ulang tahun RI ke-75,” kata Harinula.