Tradisi Sensus Angsa Berusia 800 Tahun di Inggris Dibatalkan karena Virus Corona

21 Mei 2020 7:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Swan Upping  Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Swan Upping Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selama berabad-abad, Kerajaan Inggris memiliki aturan bahwa seluruh angsa di perairan terbuka adalah milik kerajaan Inggris, jika angsa-angsa tersebut tidak memiliki tanda di paruhnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Ratu Elizabeth II mengubah aturan tersebut. Beliau memberlakukan aturan tersebut hanya pada Sungai Thames. Artinya, semua angsa yang berenang di Sungai Thames adalah angsa kerajaan Inggris.
Bahkan kerajaan Inggris mempekerjakan seseorang untuk memelihara angsa-angsa Ratu Elizabeth II tersebut, pekerja ini disebut juga Swan Uppers. Bahkan, setiap tahunnya kerajaan mengadakan sensus untuk menghitung jumlah angsa-angsa tersebut, yang dinamakan Swan Upping.
Swan Upping Foto: Shutter stock
Dilansir Travel and Leisure, tradisi penghitungan angsa yang dimulai sejak abad 12 dan telah berusia sekitar 800 tahun, itu merupakan seremonial yang memiliki peran penting terhadap satwa liar.
Namun, tahun ini tradisi sensus tahunan angsa Ratu Elizabeth II dibatalkan akibat wabah pandemi yang melanda Inggris. Swan Upping tahun ini dijadwalkan berlangsung 13-17 Juli, antara Sunbury-on-Thames dan Abingdon di Oxfordshire.
ADVERTISEMENT
Para petugas berseragam Kirmizi biasanya berlayar menggunakan perahu dayung tradisional untuk menangkap, menimbang, dan menandai angsa-angsa. Petugas Swan Upping, David Barber, mengatakan bahwa kondisi ini tentu akan mengecewakan seluruh masyarakat Inggris yang menantikan penyelenggaraan tradisi tersebut.
‘Tentu saja akan kecewa, anak-anak sekolah tidak akan dapat menikmati Swan Upping tahun ini. Acara ini merupakan kesempatan besar bagi anak muda yang ingin belajar tentang angsa bisu, dan melihat sendiri pemeriksaan kesehatan yang kami lakukan pada setiap keluarga angsa di sepanjang sungai,'' ujar Barber.
Swan Upping Foto: Shutter stock
Upacara tersebut dimulai pada abad ke-12, ketika Inggris memberlakukan kepemilikan angsa. Hal itu dilakukan karena angsa merupakan unggas kerajaan. Angsa milik kerajaan tidak boleh diburu atau diambil telurnya.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Ratu Inggris memiliki angsa-angsa yang semuanya 'bisu'. Mereka umumnya membuat jarak dengan orang yang tinggal di Sungai Thames dan sekitarnya.
Angsa 'bisu' tersebut memiliki bulu putih dan terkenal jarang sekali berbunyi. Mungkin Ratu Elizabeth sendiri juga tak ingin ada salah satu dari hewan itu yang tidak berhenti berkotek.
Pejabat mencatat dan memeriksa cygnet dan angsa selama sensus tahunan angsa Ratu, yang dikenal sebagai 'Swan Upping', di sepanjang Sungai Thames dekat Chertsey, Inggris. Foto: REUTERS/Toby Melville
Bahkan, rumput yang jaraknya 12 meter dari sarang angsa, tidak boleh dipotong. Akhirnya pada abad ke-15, aturan tersebut dilonggarkan. Kaum bangsawan dan orang berada bisa memiliki, menjual, dan mengkonsumsi angsa, dengan syarat membeli hak melalui penanda khusus untuk memberi tanda pada paruh angsa.
Kemudian, pada abad ke-18, istri dari Raja Edward VII, Ratu Alexandra, menghentikan aturan pemberian tanda pada paruh angsa. Hal itu dilakukan agar angsa tidak terluka oleh tanda tersebut.
Pejabat mencatat dan memeriksa cygnet dan angsa selama sensus tahunan angsa Ratu, yang dikenal sebagai 'Swan Upping', di sepanjang Sungai Thames dekat Chertsey, Inggris. Foto: REUTERS/Toby Melville
Namun, saat ini angsa di Inggris tidak lagi dimakan, tetapi dijadikan tradisi Swan Upping dengan tujuan konservasi. Kemudian setiap hari Minggu ketiga pada bulan Juli, sebuah armada perahu dayung Thames berlayar ke sungai dan menimbang, serta menghitung semua angsa milik kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
Para Swan Uppers akan berteriak, "All up!" ketika mereka melihat sekelompok angsa. Mereka lalu memburu anak angsa, dan ketika mereka melihatnya, teriakan ini menandakan bahwa mereka perlu masuk ke posisi untuk menangkap dan menandai.
Setelah proses tersebut selesai, angsa-angsa itu kemudian dilepaskan kembali ke alam. Dengan demikian, sang ratu bakal tahu berapa jumlah dan seperti apa detail angsanya.
--------------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.