Tradisi Tapa Bisu, Mengheningkan Diri Sejenak Tiap 1 Suro

11 Mei 2018 9:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdi dalem di keraton Yogyakarta. (Foto: Aditia Nviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Abdi dalem di keraton Yogyakarta. (Foto: Aditia Nviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Malam Satu Suro bermakna sakral bagi masyarakat Jawa. Menjelang hari pertama bulan Suro pada kalender Jawa yang juga bertepatan tahun baru Hijriyah, orang Jawa melaksanakan berbagai macam tradisi karena malam itu dianggap keramat. Salah satunya adalah tradisi Tapa Bisu di Keraton Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Tapa bisu bermakna mengheningkan cipta sejenak dengan mengunci mulut. Artinya peserta tradisi dilarang berbicara, merokok, makan, dan minum selama ritual. Dilansir situs resmi Dinas Pariwisata Yogyakarta, Tapa Bisu telah dilaksanakan secara turun temurun sejak Keraton Yogyakarta dipimpin Sultan Hamengkubuwono II.
Tapa Bisu merupakan bentuk perenungan dan refleksi diri sebelum menyambut tahun baru. Dalam keheningan selama ritual, peserta tradisi diharapkan berkaca atas perbuatan yang telah dilakukan selama setahun terakhir.
Sebelum Tapa Bisu dimulai, acara dimulai dengan pelantunan tembang macapat oleh para abdi dalam di Keben Keraton Yogyakarta. Pada tiap lagu yang dinyanyikan, diselipkan doa-doa agar tahun berikutnya membawa kebaikan.
Abdi dalem di keraton Yogyakarta. (Foto: Aditia Nviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Abdi dalem di keraton Yogyakarta. (Foto: Aditia Nviansyah/kumparan)
Tradisi Tapa Bisu diikuti oleh abdi dalam Keraton Yogyakarta dan ratusan warga sekitar. Kebanyakan pesertanya adalah orang tua. Namun karena keunikannya, ritual ini mulai diminati anak muda, bahkan turis asing.
ADVERTISEMENT
Tapa Bisu biasanya berdampingan dengan ritual Mubeng Beteng. Selama mengheningkan cipta, peserta juga mengelilingi empat penjuru beteng di area Kraton Yogyakarta. Panjang rute sekitar 4 kilometer, yakni dimulai dari Bangsal Pancaniti, melewati Pojok Beteng Kulon, dan berakhir di Alun-Alun utara Yogyakarta.
Berminat untuk berpartisipasi?