Traveling Sendirian, Nenek Ini Berhasil Kunjungi 66 Negara

4 September 2021 15:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nenek-nenek traveling. Foto: Rawpixel.com/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nenek-nenek traveling. Foto: Rawpixel.com/shutterstock
ADVERTISEMENT
Usia bukanlah halangan untuk mewujudkan mimpi traveling-mu. Meski usia tak lagi muda, nenek asal India ini berhasil mewujudkan mimpinya keliling dunia. Hebatnya, ia sudah mengunjungi lebih dari 66 negara selama perjalanannya. Wow!
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN Travel, ini adalah kisah Nenek Sudha Mahalingam, wanita berusia 70 tahun yang berhasil solo traveling mengunjungi banyak negara. Perjalannya itu pun ia tempuh selama 25 tahun lamanya. Meski demikian, perjalannya solo traveling saat itu khususnya bagi perempuan India adalah hal yang cukup sulit.
Sudha Mahalingam, Nenek asal India yang traveling ke 66 negara. Foto: Dok. Sudha Mahalingam
Dulu, para perempuan India yang melakukan perjalanan traveling mendapatkan kritik karena dianggap melanggar norma dan budaya sosial. Selain itu, mereka juga dianggap tidak peduli dengan keselamatan sendiri.
Akan tetapi, stigma yang ada serta berbagai rintangan lainnya tak menyurutkan niat Nenek Mahalingam. Buktinya, meski usianya tak lagi muda, ia telah mengunjungi berbagai negara.
Kini, setidaknya wanita berusia 70 tahun tersebut sudah mengunjungi 66 negara di enam benua. Seluruh perjalannya tersebut ia tulis di blognya dan bukunya "The Travel Gods Must be Crazy."
ADVERTISEMENT

Usia Bukan Halangan Bagi Nenek Mahalingam untuk Traveling

Dalam wawancaranya beberapa waktu lalu, Nenek Mahalingam mengungkapkan ia telah mengunjungi beberapa negara seperti Australia, Afrika, bahkan Borneo (Kalimantan) di Indonesia.
Mahalingam mengatakan, perjalannya keliling dunia membutuhkan banyak persiapan. Ia pun harus membagi waktu antara keluarga, pekerjaan, hingga perjalanan traveling-nya. Bahkan, ia juga menyusun itinerary-nya sendiri.
"Paket wisata sangat mudah ditebak," kata Mahalingam kepada CNN Travel.
Sudha Mahalingam, Nenek asal India yang traveling ke 66 negara. Foto: Dok. Sudha Mahalingam
"Mereka menunjukkan kepada Anda apa yang ingin mereka tunjukkan bukan apa yang ingin Anda lihat," lanjutnya.
Ia pun bercerita bahwa ada banyak hal menarik yang ditemui selama perjalanan. Misalnya saja saat berada di Republik Ceko ia pernah mengalami permasalahan karena keabsahan visanya.
Sebelumnya, ia juga pernah tak sengaja terkunci di sebuah monumen di Iran hingga tertangkap di bandara karena tidak memiliki kartu vaksinasi demam kuning di Nairobi, Kenya.
ADVERTISEMENT
Mahalingam mengatakan salah satu perjalanan favoritnya dan terbaru adalah saat dirinya melihat lemur di Madagaskar. Ia mengatakan bahwa itu adalah salah satu petualangan favoritnya.
"Itu benar-benar wilayah yang belum dipetakan, tidak ada turis dan memiliki fasilitas yang sangat sedikit. Perjalanan yang sulit dan cara yang saya suka. Saya berada di kapal selama tiga hari dan kapal itu tidak memiliki toilet," kata Mahalingam.
Satu individu Orangutan bernama Popi belajar beraktivitas di atas pohon di sekolah hutan Centre for Orangutan Protection (COP) Borneo di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Foto: ANTARA FOTO/HO/COP Borneo-Ruweti Nurpiana
Kemudian, ia juga menceritakan petualangan menarik lainnya yaitu saat berkunjung ke Kalimantan, Indonesia.
"Ada hewan merayap menyeramkan di mana-mana dan gundukan daun setinggi satu meter. Anda meletakkan kaki Anda dan tidak akan tahu apakah seekor ular akan memutar dirinya di sekitar kaki Anda atau apakah kalajengking akan menyengat Anda. Itu terjadi sepanjang waktu. Saya telah ke hutan Amazon juga dan saya merasakan hal yang sama dengan Kalimantan," katanya.
ADVERTISEMENT

Petualangan Nenek Mahalingam

Sudha Mahalingam, Nenek asal India yang traveling ke 66 negara. Foto: Dok. Sudha Mahalingam
Selain beberapa destinasi tersebut, Mahalingam mengatakan bahwa ia juga melakukan beberapa kegiatan wisata olahraga lainnya seperti scuba diving hingga paragliding. Bahkan, ia juga pernah trekking ke salah satu camp di Everest hingga menjajal skydiving di Uluru, Australia.
Bahkan, ia juga menceritakan salah satu perjalanan ekstremnya pada tahun 1997 ketika berkunjung ke Lembah Kashmir di India. Saat itu, ia berpergian dengan seorang perwira militer yang meminta tumpangan padanya.
Pakistan (Ilustrasi) Foto: Pixabay
Dalam perjalanannya ke bandara keesokan harinya, Mahalingam mengatakan mobil yang dia tumpangi ditembak oleh gerilyawan bersenjata.
"Perjalanan ke Kashmir tidak terlalu membuat stres, tetapi ternyata sangat berbeda dari apa yang diharapkan. Kalau dipikir-pikir, semuanya menyenangkan. Pengemudi mengemudi seperti orang gila dan kami ditembaki," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Walau demikian, Mahalingam mengatakan bahwa ia mendapatkan banyak pelajaran dari perjalannya tersebut.
Ia mengaku bahwa ia tidak pernah merasa stres dan selalu mencari elemen menyenangkan lainnya di setiap perjalanan.
Seorang pria mendayung kano di danau di West Virginia. Foto: shutterstock
Selain itu, traveling juga mengajarinya untuk percaya pada orang lain dan memperkuat keyakinannya pada kemanusiaan.
Mahalingam, bagaimanapun, mencatat bahwa dia tidak mudah stres dan selalu mencari elemen menyenangkan di setiap perjalanan.
Bepergian juga telah mengajarinya untuk percaya pada orang dan telah memperkuat keyakinannya pada kemanusiaan.
Kemudian, saat mengunjungi tanah terpencil dan budaya yang tidak dikenal telah membuatnya sadar bahwa ada banyak cara untuk menjalani hidup.
Dia mengatakan orang Aborigin yang dia temui di Australia, misalnya, hidup selaras dengan alam.
"Mereka sangat menghargai tanah dan menghormati semua makhluk hidup dan tidak berpikir bahwa manusia lebih unggul," katanya.
ADVERTISEMENT
Mengunjungi gubuk ghotul dan menghabiskan waktu bersama suku Bastar di negara bagian Chhattisgarh di India adalah perjalanan berkesan lainnya yang ia alami.
Dalam tradisi ghotul, anak laki-laki dan perempuan suku datang, bekerja, dan hidup bersama sampai mereka dapat memutuskan satu pasangan tertentu untuk hidup.
"Itu adalah cara hidup yang sangat luar biasa. Tidak ada larangan untuk mencoba pasangan yang berbeda dan memilih pasangan yang tepat," kata Mahalingam.

Pandemi Tak Menyurutkan Hasrat Traveling Nenek Mahalingam

Ilustrasi pasangan kakek-nenek Foto: dok.Shutterstock
Kini, memasuki usia 70-an, hasrat Mahalingam untuk traveling belum pudar.
Dalam beberapa bulan terakhir, karena pembatasan perjalanan pandemi global, dia fokus pada perjalanan domestik, termasuk perjalanan darat.
"Saya berkendara ke Goa, yang berjarak 16 jam perjalanan dari Bangalore," katanya.
ADVERTISEMENT
“Dari sana saya berkendara ke Dandeli dan kemudian ke Gokarna. Kemudian, di perjalanan lain, saya berkendara ke Belur Halebid, di mana ada dua kuil Hoysala, dan tinggal di sana selama beberapa hari. Saya juga berkendara ke Hampi yang merupakan delapan jam perjalanan dari Bangalore. Minggu depan saya akan ke Coorg," ujarnya.
Ilustrasi senja di pantai Foto: Pixabay
Ketika dunia dibuka kembali sepenuhnya, Mahalingam mengatakan bahwa ia ingin berlatih berlayar di salah satu kapal pesiar Clipper yang terkenal, pengalaman yang mahal tapi sekali seumur hidup.
"Beberapa tahun yang lalu, saya bertemu dengan tim Clipper di Belfast di Irlandia Utara dan sementara saya masih fit dan mampu, saya ingin melakukan satu putaran Clipper Round the World Race," katanya.
ADVERTISEMENT
Kolombia, Patagonia, Chili dan Argentina adalah tempat-tempat lain yang Mahalingam harapkan untuk dikunjungi di masa depan.
"Bahkan jika saya bepergian ke tiga tempat setiap tahun selama 10 tahun ke depan, saya tidak akan menyelesaikan check list saya. Ada cukup banyak!" pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)