Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Pemuda-pemudi Karang Taruna di Dukuh Serut, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah , awalnya tidak menyangka bahwa desa mereka bakal jadi viral. Hal ini bermula dari postingan salah satu anggota karang taruna, Fajar Septyawan, yang mengunggah foto dan video tentang hasil karya mereka menghias gapura di Dukuh Serut.
ADVERTISEMENT
Menariknya, gapura-gapura tersebut tidak hanya dihias bendera atau pun lampu, tapi juga dilengkapi lukisan tiga dimensi alias 3D di depannya. Alhasil, gapura-gapura tersebut tampak lebih megah dan artistik.
Kepada kumparan, Fajar secara khusus menceritakan awal mula gapura 3D karya Dukuh Serut tersebut viral. Menurut Fajar, kegiatan menghias sudut-sudut desa jelang hari Kemerdekaan RI memang sudah menjadi agenda tahunan Dukuh Serut. Mereka biasanya memasang lampu hias dan juga pernak-pernik lainnya.
Namun tahun ini, salah satu warga Dukuh Serut, yaitu Agus Sukoco (Aconk), mempunyai inisiatif untuk menggambar 3D di gapura tengah. Inisiatif itupun akhirnya disambut baik oleh Karang Taruna Tunas Harapan dan warga Serut.
"Kami bergotong royong menyelesaikan gambar tersebut sampai larut malam. Setelah itu saya iseng-iseng meng-upload di akun Facebook dan story Instagram saya. Tak disangka respon dari netizen sangat baik," ungkap Fajar kepada kumparan, Sabtu (17/8).
ADVERTISEMENT
"Salah satu rekan saya mengirim link berisi tentang adanya Festival Gapura Cinta Negeri yang diadakan Bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo. Dari situ kami ikut serta dalam memeriahkan agenda tersebut," lanjutnya.
Tak ingin melewatkan kesempatan baik, warga Dukuh Serut pun setuju untuk mendaftarkan hasil karya ini dalam Festival Gapura Cinta Negeri. Festival ini merupakan acara yang digelar Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pariwisata dan Badan Ekonomi Kreatif.
Festival ini berlangsung sejak 17 Juli hingga 17 Agustus 2019. Cara mendaftarnya pun cukup mudah, peserta diminta untuk mengunggah 10 foto ke website gapuracintanegeri.com. Foto tersebut harus terdiri dari empat foto kemeriahan proses pembangunan gapura dan enam foto gapura dengan ukuran maksimal 1MB/foto. Kemudian peserta juga diminta untuk melampirkan identitas perwakilan.
ADVERTISEMENT
Para peserta juga wajib mengunggah foto dan video kemeriahan pembangunan gapura di media sosial menggunakan hashtag #GapuraCintaNegeri dan mention ke akun @festivalgapura. Nah, secara mengejutkan, foto-foto gapura 3D dari Dukuh Serut ini ternyata semakin menarik perhatian netizen.
Apalagi saat akun resmi @festivalgapura juga mengunggah ulang (repost) foto-foto gapura tersebut. Bahkan, salah satu foto gapura Dukuh Serut di-repost oleh Creative Director of Ceremonies Department Asian Games 2018, Wishnutama Kusubandio, di akun Instagramnya @wishnutama.
Fajar mengaku sejatinya menjadi pemenang bukan tujuan utama bagi warga Serut. Menurutnya, mereka cukup senang dengan adanya agenda ini, sebab menjadi ajang silaturahmi dan solidaritas, serta kerukunan antarwarga Dukuh Serut, Jawa Tengah jadi semakin erat.
"Menang bukanlah tujuan kami, kami cukup bangga akan semua yang sudah kami lalui. Saya pribadi sangat terharu melihat kerukunan, gotong royong antarwarga sangat erat," Fajar.
ADVERTISEMENT
Melalui lomba gapura ini, Fajar menyatakan bahwa hal tersebut merupakan salah satu cara mereka untuk menanamkan nilai cinta tanah air kepada generasi-generasi muda di Dukuh Serut. "Kami berharap acara-acara seperti ini harus tetap lestari, agar masyarakat terus sadar dalam mencintai tanah airnya, juga kerukunan berbangsa," ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, warga Dukuh Serut menghias tiga gapura sekaligus. Masing-masing gapura juga dilengkapi dengan gambar 3D yang dilukis bersama. Ternyata masing-masing gambar 3D tersebut mempunyai filosofinya, lho!
Di gapura pertama, gambar tiga dimensi tersebut menunjukkan sebuah perpustakaan dan seorang anak yang sedang menggambar angka 74. Tema untuk gambar 3D ini adalah Indonesia Terpelajar.
"Kebetulan di gang gapura tersebut kami memiliki rumah baca," ungkap Fajar.
ADVERTISEMENT
Lalu di gapura kedua, terdapat lukisan 3D menggambarkan sebuah aliran sungai yang bermuara di air terjun. Lalu di atas air terjun tersebut juga terdapat gambar angka 74.
Menurut Fajar, lukisan ini bertemakan Indonesia Bersatu. Maknanya, dari mana pun asal usul warga, mereka tetap akan bermuara di tempat yang sama. Kemudian, di atas gapura, warga juga menghiasnya dengan burung Garuda sebagai lambang negara.
Uniknya, Burung Garuda tersebut dibuat dari sisa-sisa bahan dekorasi yang sudah tidak terpakai. Burung Garuda kemudian ditopang oleh bambu-bambu menyilang yang juga dihiasi dengan lampu, serta bendera merah putih di setiap sisinya.
"Gapura ini yang kami ikutkan Festival Gapura Cinta Negeri," tutur Fajar.
Di gapura ketiga, warga menggambarkan bumi dengan gugusan pulau Indonesia di dalamnya. Dilukis dengan konsep 3D, bumi tersebut dibuat seolah-olah muncul ke permukaan tanah. Di atas peta juga tertulis angka 74.
ADVERTISEMENT
Menurut Fajar, gambar ini bertemakan Indonesia Bangkit. Ternyata, gapura ketiga ini juga menyimpan kisah unik yang hampir membuat warga Serut kecewa. Apalagi untuk melukis dan menghias gapura butuh waktu yang cukup lama.
"Setelah gapura selesai dilukis dan dihias, pada dini hari gapura ini tertabrak mobil, sehingga tumpahan oli dan kotoran mengenai gapura kami ini," ujar Fajar.
Meski demikian, warga pun akhirnya bergotong royong untuk membersihkan dan melukis ulang gapura tersebut. Wah, salut ya!
Selain lukisan tiga dimensi, disetiap gapura juga terdapat sketsa gunungan wayang dengan berpadu dengan batik. Di belakang gapura dihiasi lampu hias yang membentang sampai ujung desa.
Untuk menyelesaikan lukisan ketiga gapura ini, warga Serut membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu. Pengerjaannya dilakukan mulai dari setelah Salat Isya' hingga tengah malam. Bahkan menurut Fajar, tak jarang warga sampai lembur hingga pukul 02.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Serunya, semua elemen warga terlibat dalam menghias gapura, mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, hingga seluruh anggota karang taruna.
"Bapak Agus Sukoco yang kebetulan mempunyai jiwa seni yang mengarahkan kami. Beliau juga salah satu inisiator gambar 3D pada tahun-tahun sebelumnya," cerita Fajar.
Sedangkan untuk segala kebutuhan yang menyangkut pendanaan, Fajar mengatakan semua warga ikut terlibat. Mereka secara kolektif mengumpulkan dana untuk membeli cat, lampu hias, bambu, dan segala kebutuhan yang lain. Beruntungnya ada salah satu toko cat yang turut membantu menjadi sponsor dengan menyumbangkan beberapa kaleng cat.
Alhasil, semua warga pun senang dengan hadirnya gapura viral ini. Selain kini mempercantik Dukuh Serut, ternyata perjalanan menghias gapura ini punya makna sendiri bagi warga setempat.
ADVERTISEMENT
"Respons dari warga Dukuh Serut sendiri sangat baik. Bahkan tak jarang ada warga dari dusun lain berfoto di gapura dan jalanan desa kami," tutup Fajar.