Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Bertemu lumba-lumba saat plesir ke pulau atau liburan dengan menggunakan kapal pesiar, pasti terasa menyenangkan. Melihat hewan-hewan menggemaskan berenang dan melompat di tengah luasnya lautan biru terlihat seperti impian yang jadi nyata, karena biasanya hanya bisa kamu temukan di film saja.
ADVERTISEMENT
Tapi apa jadinya jika pulau yang jadi lokasi liburanmulah yang punya bentuk seperti lumba-lumba? Yap, di tengah zaman digital saat ini, wajar saja jika kamu ragu untuk mempercayainya. Terutama setelah viralnya kasus pantulan foto Pura Lempuyang yang rupanya bukan berasal dari genangan air melainkan dari kaca.
Walau begitu, pulau yang satu ini memang benar nyata adanya tanpa bantuan sentuhan digital. Pulau bernama Li Galli ini memiliki bentuk mirip siluet lumba-lumba, mulai dari bagian kepala hingga ekornya jika kamu lihat fotonya dari atas ketinggian. Ekornya melengkung sempurna, paruh mulutnya pun terlihat sangat mirip.
Perbedaannya tentu saja pada bagian warna, karena Li Galli merupakan pulau yang dihuni, pulau ini didominasi warna cokelat, abu-abu, dan juga hijau. Dilansir Travel and Leisure, Li Galli berlokasi tak jauh dari Pantai Amalfi yang mempesona, dan terletak di antara Positano dan Capri.
ADVERTISEMENT
Bersama dengan pulau lainnya, La Castelluccia dan La Rotonda, Li Galli dikenal sebagai Les Sirenuse. Masyarakat setempat percaya bahwa ketiga pulau berbatu tersebut merupakan rumah bagi makhluk mitologi siren.
Makhluk-makhluk yang dikategorikan sebagai siren, mitosnya memiliki kemampuan untuk memikat manusia. Baik melalui lagu-lagu yang disenandungkan dengan indah maupun perilaku provokatif lainnya yang dapat membuat mereka (kapal-kapal yang melaut) menabrak karang dan tenggelam. Terkadang, mereka juga dipercaya sebagai pembawa bencana maritim yang terjadi.
Menurut versi kuno dari cerita masyarakat lokal, makhluk mitologi siren digambarkan memiliki tubuh berbentuk burung dan kepala wanita. Sayangnya, walaupun Li Galli memiliki bentuk seperti lumba-lumba, kata Li Galli sendiri di Italia memiliki arti ayam jago atau ayam jantan.
Li Galli dulunya digunakan bangsa Romawi kuno sebagai tempat berlabuh. Lama kelamaan, tempat tersebut berkembang menjadi benteng pertahanan dengan menara pengawal yang terbuat dari batu. Sampai pada akhirnya pada tahun 1922, koreografer sekaligus penari ternama asal Rusia, Léonide Massine membeli Li Galli pada tahun 1922.
ADVERTISEMENT
Massine kemudian mengubah menara abad ke-14 di Li Galli menjadi sebuah studio tari dengan enam kamar tidur berukuran kecil bagi para penari yang berkunjung. Dengan nasihat arsitek Prancis ternama Le Corbusier, Massine melanjutkan rancangan bangunannya di Li Galli.
Ia berencana mendirikan sebuah vila utama, mengubah kebun anggur kuno jadi taman bertingkat, serta menciptakan empat pantai yang indah. Meski punya banyak impian, Massine rasanya kurang beruntung jika disandingkan dengan nasib. Impiannya mengubah Li Galli menjadi pusat seni tidak pernah terwujud karena ia mesti menghadap maut terlebih dahulu pada tahun 1979.
Li Galli kemudian dibeli kembali oleh Rudolf Nureyev, rekan senegara Massine pada tahun 1988, dan melakukan renovasi di villa Massine yang menakjubkan pada tahun 1991. Setelah kematian Nureyev pada tahun 1993, kepemilikan Li Galli kian berpindah ke pihak swasta lainnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, pulau ini menjadi bagian dari Marine Protected Area of Punta Campanella. Kawasan perlindungan itu membentang sejauh 30 kilometer dari Punta del Capo (Teluk Napoli) menuju Punta Germano (Teluk Salerno).
Lebih lanjut, bagi kamu yang berniat menyambanginya, kamu bisa berpesiar menggunakan kapal dan membuktikan sendiri keindahan Li Galli yang menawan.