Uniknya Desa di Afrika Ini, Anggap Buaya Sebagai Leluhur Manusia

28 Januari 2020 7:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak laki-laki duduk di atas buaya di sebuah kolam di Bazoule, Burkina Faso. Foto: AFP/OLYMPIA DE MAISMONT
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak laki-laki duduk di atas buaya di sebuah kolam di Bazoule, Burkina Faso. Foto: AFP/OLYMPIA DE MAISMONT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buaya menjadi salah satu predator yang ditakuti oleh manusia. Hewan bertubuh besar serta bergigi tajam yang hidup di perairan tawar, seperti sungai, danau, rawa, hingga air payau ini dikenal sebagai hewan yang buas.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, nyatanya di sebuah desa kecil yang ada di Afrika ini, manusia justru bisa bersahabat dengan buaya. Pemandangan tak biasa ini bisa kamu temukan di Desa Bazoule, yang terletak 30 kilometer dari Ibu Kota Ougadougou, negara bagian Burkina Faso, Afrika.
Orang-orang Bazoule bisa hidup berdampingan dengan hewan buas tersebut. Seolah tak kenal rasa takut, pemandangan warga yang duduk di atas buaya menjadi hal yang biasa.
Seorang anak laki-laki duduk di atas buaya di sebuah kolam di Bazoule, Burkina Faso. Foto: AFP/OLYMPIA DE MAISMONT
Perre Kabore, salah satu warga desa tersebut, menuturkan bahwa buaya menjadi salah satu hewan yang dikeramatkan.
“Kita masih bisa berada lebih dekat dengan mereka, menyentuhnya, duduk di atasnya. Tidak ada masalah, buaya adalah binatang keramat dan tidak berbahaya,” kata Kabore, seperti dikutip dari France 24.
ADVERTISEMENT
Menurut legenda, hubungan antara buaya dan manusia telah terjalin sejak abad ke-15 silam. Pada suatu waktu, Desa Bazoule mengalami kekeringan yang berkepanjangan. Lalu, tiba-tiba seekor buaya menuntun mereka menuju kolam mata air.
Seorang anak laki-laki duduk di atas buaya di sebuah kolam di Bazoule, Burkina Faso. Foto: AFP/OLYMPIA DE MAISMONT
Kolam tersebut pun membuat warga desa terhindar dari keausan dan kekeringan. Bahkan, warga desa tersebut menganggap buaya sebagai salah satu dari leluhur mereka.
Karena itu, setiap tahunya diadakan perayaan yang dikenal dengan Koom Lakre, di mana warga desa akan membuat pengorbanan, yaitu dengan memberikan makanan pada buaya. Lalu, meminta hewan tersebut untuk mengabulkan permintaan mereka akan kesehatan, kemakmuran, dan hasil panen yang baik.
“Buaya direpresentasikan sebagai jiwa nenek moyang kami. Jika salah satu dari mereka mati, maka akan dikuburkan selayaknya manusia,” imbuh Kabore.
ADVERTISEMENT
Kabore juga mengatakan, jika sang buaya menangis, maka kemalangan akan menimpa desa. Jika hal tersebut terjadi, para tetua bertugas untuk mengartikan tangisan buaya, lalu membuat permohonan untuk menangkal nasib buruk.
Seorang anak laki-laki duduk di atas buaya di sebuah kolam di Bazoule, Burkina Faso. Foto: AFP/OLYMPIA DE MAISMONT
Pemandangan unik sekaligus ekstrem, di mana hubungan antara manusia dan buaya terjalin ternyata menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Setiap tahunnya, desa ini pun selalu kedatangan wisatawan dari berbagai belahan dunia untuk menyaksikan tradisi unik tersebut.
Tak hanya itu, wisatawan juga bisa membeli seekor ayam yang nantinya akan diberikan kepada buaya dengan menggunakan tongkat. Dengan begitu, buaya akan keluar dari kolam, sehingga wisatawan bisa berfoto dengan hewan-hewan tersebut.
Walau begitu, Desa Bazoule kini tengah berada di dalam ancaman global warming. Perubahan iklim yang terjadi membuat kolam-kolam air yang menjadi habitat alami buaya terancam dan mulai menyusut secara perlahan. Belum lagi, desa ini juga berada dekat dengan Ibu Kota Ouagadougou yang rawan konflik.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu?